Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 90 Persen, Begini Rupa Jembatan Ikon Jayapura

Kompas.com - 30/11/2017, 06:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

SURABAYA, KompasProperti - Jembatan Holtekamp yang dibangun pemerintah di Kota Jayapura, bakal menjadi ikon baru ibu kota Provinsi Papua tersebut.

Memiliki panjang keseluruhan 732 meter, jembatan yang nilai investasinya mencapai Rp 1,7 triliun itu didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua, dan APBD II Kota Jayapura.

Konstruksi bentang utama Jembatan Holtekamp.Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Konstruksi bentang utama Jembatan Holtekamp.

KompasProperti mengunjungi PT PAL Indonesia yang digandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menggarap dua bentang utama yang menjadi center span Jembatan Holtekamp.

Project Manager Jembatan Holtekamp Rizki Dianugrah mengatakan, dibutuhkan lima bentang untuk menyambungkan jembatan tersebut.

Selain dua yang digarap PT PAL, tiga lainnya saat ini telah rampung dan sudah dipasang. Masing-masing dari ketiganya memiliki panjang 50 meter.

Konsturksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Konsturksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.

"Nanti totalnya yang tersambung itu 400 meter," kata Rizki kepada awak media di Surabaya, Rabu (29/11/2017).

Sementara dua yang digarap PT PAL, diketahui memiliki panjang masing-masing 110 meter, dengan tinggi 20 meter, dan berat 2.000 ton.

Saat ini, salah satu bentang utama telah rampung pekerjaannya dan siap untuk diangkut ke kapal tongkang pada Kamis (30/11/2017).

Kemudian, dalam waktu dekat bentang utama itu akan dikirim ke Jayapura.

Konstruksi bentang utama Jembatan Holtekamp.Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Konstruksi bentang utama Jembatan Holtekamp.

"Untuk yang kedua, saat ini progres pekerjaannya sudah 95 persen. Ditargetkan selesai 4 Desember mendatang," kata dia.

Untuk konstruksi utama yang didanai dengan APBN senilai Rp 858 miliar, saat ini jumlah anggaran yang terserap sudah mencapai 83,9 persen atau sekitar Rp 719,8 miliar.

Rizki mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi dalam proses pekerjaan konstruksi ini adalah cuaca. Terlebih, saat ini sudah masuk musim hujan dimana curah hujan cukup tinggi.

Hal ini tentu menjadi salah satu kendala dalam proses pengiriman bentang utama tersebut. Ia mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar 30 hari untuk sekali pengiriman bentang utama.

Konstruksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.Biro Komunikasi Publi Kementerian PUPR Konstruksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.

"Bentang (utama) kedua akan kita kirim dua pekan kemudian. Kalau ini sudah dipasang, sekarang kan sudah 90 persen (konstruksinya), nanti tinggal 5 persen saja," ujarnya.

Untuk diketahui, keberadaan Jembatan Holtekamp cukup strategis, sebagai solusi mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura.

Pasalnya, jembatan ini memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer di antara kedua lokasi tersebut.

Dengan demikian, waktu tempuh yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam dari Kota Jayapura ke Muara Tami maupun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, kini menjadi 60 menit.

Proyek ini digarap oleh kontraktor konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya.

Konstruksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Konstruksi Jembatan Holtekamp di Jayapura per 14 November 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau