Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Tabrakan, MRT Singapura Diterpa Isu PHK Massal

Kompas.com - 17/11/2017, 19:30 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Setelah kasus tabrakan kereta pada Rabu (15/11/2017) lalu, pengelola mass rapid transit (MRT) Singapura kembali diterpa kabar tak sedap. Kali ini, merebak isu pimpinan MRT Singapura melakukan “cuci gudang” terhadap karyawannya.

Dilansir Channel News Asia, Jumat (17/11/2017), kabar bahwa SMRT selaku operator MRT Singapura melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah viral di kalangan warganet negeri singa itu.

Informasi pada tautan yang viral itu menyebut bahwa sebanyak 25 persen pekerja shift malam bertajuk “Permanent Way” telah diberhentikan pada era kepemimpinan Saw Phaik Hwa. Untuk diketahui, Saw Phaik Hwa merupakan Chief Executive Officer (CEO) SMRT pada 2002 hingga 2012.

Masih menurut informasi viral itu, Desmond Kuek selaku penerus kepemimpinan Saw Phaik Hwa dikabarkan juga melakukan PHK terhadap 50 persen pekerja bagian malam.

Baca juga: Banjir Hingga Tabrakan, Ini Catatan Kasus MRT Singapura Tahun 2017

Terkait viralnya kabar mengejutkan tersebut, SMRT pun segera merespons.

Pihak operator membantah tuduhan bahwa sebagian besar kru malam telah diberhentikan dalam waktu bertahun-tahun.

"Ini jelas kabar bohong!" demikian tulis akun resmi Facebook SMRT pada Kamis (16/11/2017).

"Bagaimana mungkin SMRT dapat menyelesaikan perubahan dari semua rel listrik dan 188.000 sleepers jika jumlah staf benar-benar telah dipangkas begitu drastis?" cetus SMRT.

Pengunjung berfoto di depan stasiun MRT Fort Canning, SingapuraAlphonsus Chern untuk Straits Times Pengunjung berfoto di depan stasiun MRT Fort Canning, Singapura

SMRT mengklaim, tim Permanent Way, yang bertanggung jawab atas infrastruktur rel kereta, justru bertambah hampir dua kali lipat pada era kepemimpinan Desmond Kuek.

Jika sebelumnya ada 206 pekerja pada Desember 2010, kini jumlahnya diklaim sebanyak 395 orang pada September 2017.

“Bila digabung antara karyawan kontrak eksternal dan karyawan tetap, maka jumlah personel yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan juga meningkat secara total,” pungkas SMRT.

Direspons lagi

Bantahan yang dilakukan SMRT dalam akun Facebook resminya turut menuai reaksi kembali dari warganet.

Sebagaimana dilihat KompasProperti pada pukul 15.00 WIB, unggahan SMRT itu telah dikomentari oleh 459 akun dan 688 kali dibagikan ulang.

Akun bernama Chee Eng misalnya. Menurut akun tersebut, kata-kata unggahan dari SMRT dipandang kurang profesional untuk sebuah akun resmi institusi.

Interior stasiun MRT Bedok Reservoir, SingapuraAlphonsus Chern untuk Straits Times Interior stasiun MRT Bedok Reservoir, Singapura
Lain lagi dengan akun bernama Yuxuan Wu. “Sangat cepat merespons berita bohong, tetapi lambat dalam menangani masalah utamanya,” tulis Yuxuan Wu.

Sekadar informasi, MRT Singapura baru saja mengalami tragedi kecelakaan pada Rabu (15/11/2017) di stasiun Joo Koon. Sebuah kereta menabrak kereta lain yang berada di depannya. Kejadian itu menyebabkan sedikitnya 28 orang terluka dan mesti dilarikan ke rumah sakit.   

Baca juga: MRT Singapura Tabrakan, Penyebabnya Ternyata...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau