JAKARTA, KompasProperti - Selain infrastruktur, kesiapan masyarakat sebagai pengguna kartu elektronik untuk transaksi non tunai di jalan tol juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Menurut pengamat transportasi Ellen Tangkudung, kesiapan masyarakat perlu mendapat intervensi langsung terutama di pintu-pintu tol.
"Saat ini dalam masa transisi (dari tunai ke non tunai), harus ada petugas yang bantu," ujar Ellen saat diskusi "Forum Merdeka Barat" di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Dia mengatakan, selama ini masih banyak masalah yang terjadi di lapangan. Misalnya, saat pengendara baru mengetahui saldo kartunya ternyata kurang ketika sudah berada di pintu tol.
Hal ini tentu menyusahkan dan membuat pengendara di belakangnya menunggu. Seringkali, si pengendara yang kehabisan saldo tersebut meminjam kartu kepada pengendara di belakanganya.
"Saya punya pengalaman seperti itu. Pengendara di depan memberi saya uang tunai untuk mengganti saldo, tetapi dengan Rp 100.000. Masa saya harus cari kembalian?" cetus Ellen.
Kejadian seperti ini, kata dia, harus diantisipasi dengan kesigapan petugas menjual kartu elektronik di pintu tol.
Dengan demikian, hal tersebut tidak membebani pengendara yang antre di belakangnya. Mungkin kejadiannya tidak selalu ada, tapi cukup untuk membuat orang kesal.
"Ini mungkin juga menunjukkan kalau masyarakat belum 100 persen siap menggunakan kartu elektronik," sebut Ellen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.