JAKARTA, KompasProperti - Transaksi secara tunai di jalan tol sangat tidak praktis mengingat seringkali pengguna membayar dengan nominal lebih besar.
Artinya, badan usaha jalan tol (BUJT) harus menyiapkan uang kembalian untuk para pengguna tol tersebut.
"Uang kembalian per hari yang kami siapkan itu uang receh sebesar Rp 8 miliar. Itu mungkin akan hilang dengan adanya transaksi non tunai," ujar Vice President Operations Management PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy R Lukman di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Sementara untuk biaya non tunai, Jasa Marga hanya menyiapkan Rp 42,8 miliar per tahun.
Keuntungan lain transaksi non tunai untuk BUJT adalah keamanan pendapatan tol yang terjamin.
Masalah potensi uang palsu juga akan hilang dengan transaksi yang berbasis non tunai.
"Lalu juga peningkatan kualitas SDM (penjaga tol) di mana setiap hari terpapar polusi kendaraan bermobil dan harus duduk di ruang yang sempit. Itu bisa dieliminasi," kata Raddy.
Ia menuturkan, Jasa Marga telah memberlakukan transaksi non tunai pertama kali dengan Bank Mandiri pada 2008 silam.
Kemudian pada akhir 2016, penetrasi penggunaan non tunai baru mencapai 25,47 persen.
Raddy mengakui, pertumbuhan penggunaan kartu elektronik sangat lambat, mengingat pada 2016, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sudah berpartisipasi.
"Pergerakannya pada 2017, saat diskon Idul Fitri (penetrasi) naik 34 persen, tapi kemudian sempat turun lagi. Kemudian saat Idul Adha naik lagi menjadi 35 persen. Diskon memang berdampak tapi tidak signifikan," sebut Raddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.