Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlalu Berharap, Kenaikan Harga Apartemen Tak Sampai 5 Persen

Kompas.com - 04/10/2017, 11:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Kendati beberapa proyek apartemen di Jakarta tercatat menunjukkan kenaikan harga di atas 10 persen, namun secara umum justru melambat untuk tidak dikatakan stagnan.

Baca: Ciputra Raup Rp 1,450 Triliun dari Penjualan Apartemen 

Hal itu tecermin dari riset Colliers International Indonesia yang menunjukkan kenaikan harga pada Triwulan III-2017 hanya 1 persen. Sementara secara tahunan tak lebih dari 4,6 persen menjadi rata-rata Rp 32,7 juta per meter persegi.

Menurut Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, stagnannya pertumbuhan harga ini karena penjualan juag sedang lesu. Dan ini sudah lama terjadi.

Fenomena ini terjadi sejak lama. Pada awal peluncuran, pertumbuhan harga bisa sampai 100 persen.

Tetapi ketika memasuki hitungan bulan pemasaran, angka kenaikan itu akan melambat karena ekspektasi pembeli sudah mulai turun.

"Selain itu, banyak produk juga memecah fokus pembeli. Jadi, awal-awal bagus tapi sebenarnya sektor ini belum pick up," ujar Ferry di Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Tahun-tahun sebelumnya, kata Ferry, kenaikan harga bisa mencapai 10 sampai 15 persen, sekarang kurang dari 5 persen.

Dari total pasokan apartemen baru sebanyak 15.277 unit, terserap 85,6 persen. Padahal, jumlah pasokan ini jauh lebih rendah ketimbang proyeksi Colliers pada awal tahun sekitar 21.167 unit.

Kondisi ini, menurut Ferry, membuat investor menahan uangnya. Sementara bagi pembeli end user, kesulitan untuk membeli karena terbentur tingginya uang muka atau down payment (DP) dan cicilan per bulan.

Dia menjelaskan, ada dua pasar yang aktif yakni kelas menengah ke bawah yang sensitif terhadap DP dan cicilan per bulan serta suku bunga Bank Indonesia.

Kedua adalah kelas menengah atas yang merupakan investor. Mereka akan berpikir ulang untuk membeli apartemen baru terlebih bila pasar sewa juga belum pulih seperti saat ini.

"Harga sewa sekarang kan pakai Rupiah, sehingga kalau mereka sudah punya apartemen, sedangkan rental market belum bangkit, untuk apa beli lagi?," kata Ferry.

Pasar kelas menengah dan menengah atas ini sangat rentan dengan situasi politik dan ekonomi karena ekspektasi mereka adalah apartemen yang dibeli dapat mengembalikan uang investasi.

"Jadi, kalau tidak menghasilkan, buat apa beli," cetus dia.

Colliers memprediksi, banyak proyek yang mundur penyelesaiannya karena penualan seret. Hingga akhir 2018, ekspektasi pasokan mencapai 34.043 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com