BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Meikarta

Inikah Saatnya Membeli Apartemen?

Kompas.com - 01/09/2017, 12:31 WIB
M Latief

Penulis

KompasProperti - Nilai tukar rupiah yang masih belum memuaskan untuk bisa disebut benar-benar stabil mengimbangi keperkasaan dollar AS ikut berpengaruh pada pilihan masyarakat untuk berinvestasi. 
 
Berbagai instrumen investasi mulai dari saham, forex, reksadana hingga emas mulai berkurang peminat lantaran nilai jualnya datar-datar saja. Adakah yang benar-benar melonjak, selain pembangunan properti yang makin semarak?
 
Bicara instrumen investasi, sektor properti, khususnya apartemen, memang menjadi pilihan yang terus bertambah peminat. Banyak orang beralih dan tertarik dengan investasi di sektor ini, karena pasokannya banyak dan beragam terutama di kota-kota besar.
 
Khusus sektor apartemen, selama ini investor mempertimbangkan keuntungan modal dan nilai sewa, apalagi kalau produk properti yang diincar berpotensi memiliki tingkat permintaan tinggi. Dengan begitu, apartemen sebagai instrumen investasi dinilai memiliki risiko lebih kecil.
 
Pada awal tahun, tepatnya Maret 2017, Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) yang juga pakar properti, Panangian Simanungkalit, mengatakan, meskipun peningkatan suku bunga the Fed diprediksi masih terjadi dua hingga tiga kali lagi dalam setahun ini, hal itu tak akan terlalu berpengaruh banyak terhadap sektor properti nasional.

Kondisi itu dikarenakan saat ini perbankan di Indonesia tak akan mengalami kesulitan likuiditas dari melimpahnya dana instrumen pengampunan pajak.
 
Belum lagi siklus properti yang tengah rehat selama 2 tahun terakhir ini bersiap untuk naik kembali (rebound). Dia menilai, saat ini rata-rata perbankan nasional telah mengambil langkah kebijakan untuk mengikuti siklus pertumbuhan properti sehingga tak akan banyak terpengaruh pada kebijakan Bank Indonesia yang hanya  bersifat mengamankan.
 
Bulan ini, Bank Indonesia (BI) memberikan kabar gembira. Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen.
 
Keputusan itu salah satunya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan. Hal itu untuk mendorong pertumbuhan kredit yang statusnya hingga paruh pertama tahun 2017 masih belum menggembirakan.
 
Ilustrasi apartemenThinkstock Ilustrasi apartemen
Data bank sentral menyebutkan, pertumbuhan kredit per Juni 2017 tercatat sebesar 7,8 persen secara tahunan (yoy).
 
Kini, dengan kondisi tersebut, meminjam optimisme Panangian, sektor properti masih akan menjadi sasaran empuk bagi perbankan untuk menyalurkan kredit mereka dengan porsi kredit macet yang mulai berkurang.
 
“Konsumen pasar properti juga dianggap sebagai konsumen yang loyal dibandingkan dengan sektor lain dengan jangka waktu angsuran puluhan tahun,” ujar Panangian.
 
Terbukti, saat ini perbankan makin “rajin” melakukan berbagai promosi suku bunga rendah tetap selama 2 tahun dan berbagai bentuk promosi lainnya. 
 
Oleh karena itu, permintaan kredit properti tahun ini pun diprediksikan mencapai 12 persen dengan kecenderungan bisa melampaui pertumbuhan kredit umum perbankan.

Nah, inikah saatnya Anda membeli apartemen?
 
Potensi Cikarang

Melirik performa apartemen di kota besar, misalnya Jakarta, tingkat rata-rata pembelian apartemen pada saat pembangunannya memang tinggi, meskipun pernah mengalami penurunan permintaan saat iklim politik memanas pada 2014. 
 
Tapi, apakah pilihan itu cuma ada di Jakarta yang makin hari semakin sesak dan menjenuhkan lantaran macet dan tingginya kriminalitas? 
 
Tentu saja, tidak! Saat ini, salah satu rencana besar untuk Anda yang ingin punya apartemen di Cikarang adalah Meikarta. Sebagai kawasan kota baru yang akan tumbuh, Meikarta dapat dijadikan alternatif pilihan dari semakin jenuhnya Jakarta. 
 
Masifnya pengembangan properti yang akan melingkari Meikarta sejalan dengan pembangunan infrastruktur. Sebagai koridor timur Jakarta, Cikarang, akan dipenuhi proyek-proyek infrastruktur pendukung aksesibilitas yang dianggap menguntungkan penduduknya. 
 
Ilustrasi apartemenThinkstock Ilustrasi apartemen
Posisi Cikarang akan sangat diuntungkan berkat pengembangan infrastruktur di koridor timur Jakarta itu, seperti rencana pembangunan dua stasiun Commuter Line Jabodetabek di Cikarang Utara.
 
Dua stasiun itu adalah Stasiun Lemahabang dan Cikarang yang lokasinya dekat dengan Jababeka. Selain stasiun, pemerintah juga menambah jalur kereta api di sana.
 
Pemerintah saat ini memang tengah mengerjakan pengembangan double track untuk commuter line dari Manggarai sampai Cikarang. Jalur kereta ini tengah dalam penyelesaian dan diharapkan tahun ini bisa tersambung ke Cikarang untuk meningkatkan akses commuter Jakarta-Cikarang dengan waktu relatif lebih cepat.
 
Itu belum termasuk rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) dari Bekasi hingga Cikarang. 
 
Melihat seluruh kondisi yang menguntungkan tersebut, Andy K Natanael, founderProviz, perusahaan konsultan pemasaran properti di Jakarta, Kamis (31/8/2017), mengatakan bahwa properti adalah satu satunya instrumen investasi paling menarik dibandingkan dengan instrumen lainnya. 

“Alasan pertama, harganya selalu naik. Kedua, produk investasinya nyata, atau bisa dilihat dan disentuh. Ketiga, lebih aman karena pemilik yang mengendalikan sendiri investasinya,” ujar Andy. 
 
Dia menambahkan, apartemen atau hunian vertikal berpotensi menjadi instrumen investasi karena tingginya kebutuhan. Hal itu mengingat semakin terbatas dan mahalnya harga lahan, serta ledakan penduduk yang semakin padat di kota besar seperti Jakarta.
 
Hal tak kalah pentingnya adalah pertimbangan gaya hidup kaum urban yang menjadikan permintaan apartemen selalu tinggi. 

Biasanya, saat apartemen dibangun langsung diiringi sekaligus dengan sarana pendukung dan pelengkapnya. Misalnya, dekat dengan area perkantoran dan pusat perbelanjaan sehingga menunjang kebutuhan harian penghuninya.

 
Namun, Andy menyarankan, ada tips utama sebelum Anda menjadikan properti apartemen sebagai investasi. 
 
“Anda siap untuk bertahan selama 10 tahun dalam berinvestasi dan perhatikan juga harga pasaran sewa di sekitar lokasi tersebut sehingga Anda masih bisa berharap dari pendapatan yield properti Anda,” ucapnya.
 
Selamat berburu apartemen dan berinvestasi!


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com