Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Konsep "Green Building" Perlu Digenjot

Kompas.com - 19/07/2017, 12:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KompasProperti - Saat ini, sejumlah pengembang sudah mulai mengaplikasikan pembangunan gedung yang dirancang dengan konsep green building.

Kendati dinilai lebih mahal dari sisi investasi dibandingkan gedung konvensional, namun keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar saat sudah dioperasikan.

"Kami sudah ada delapan gedung, termasuk dua dari mitra kita yang melakukan green building," kata Direktur Sinarmas Land Ignesjz Kemalawarta di Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Menurut dia, pengembang secara berkesinambungan perlu mengatur operasionalisasi gedung tersebut. Hal itu guna menjaga agar penghematan energi yang dihasilkan lebih besar.

Pada dasarnya, gedung yang menerapkan konsep green building, lebih sehat dibandingkan gedung konvensional. Sebab, material yang digunakan untuk membangun gedung tidak boleh mengandung bahan beracun dan juga dipasang sensor CO2 atau karbon dioksida.

Sehingga, ketika jumlah CO2 sudah dirasa cukup besar, sensor tersebut akan bekerja menjernihkan udara.

"Berikutnya, saving energy. Pemilik akan menikmati saving cost karena energi diset paling rendah," ujarnya.

Untuk menjaga agar penghematan energi tetap berkesinambungan, pengembang perlu mengedukasi penghuni atau penyewa gedung untuk menerapkan pola hidup ala green building.

Bila tidak, meski konsumsi energi telah diatur serendah mungkin, namun saat dioperasikan, energi yang dikonsumsi tetap tinggi.

"Sekarang di Indonesia itu orang paling banyak berhenti itu pada saat sertifikat. Itu tidak cukup," ujarnya.

Deputy for International Relation Green Building Council Indonesia, Prasetyoadi mengatakan, sejak Peraturan Gubernur DKI Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau terbit, sampai dengan tahun 2016 sudah 15.000.000 meter persegi luas areal gedung yang disertifikasi sebagai green building.

Dari luas tersebut, dapat dilakukan penghematan konsumsi energi hingga 853 megawatt per tahun.

Hal itu ekuivalen dengan pengurangan 605.000 emisi CO2 atau karbon dioksida atau setara dengan 68 juta dollar AS penghematan per tahun.

"Potensi saving masih besar. Yang coba kita buktikan, bangunan yang telah disertifikasi itu banyak dampak positifnya," ujarnya.

Penghematan, lanjut dia, juga bisa dilakukan terhadap konsumsi air, yang diperkirakan mencapai 1 miliar liter per tahun.

"Itu besar sekali," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau