Namun, niat itu berubah seiring rasa ingin tahu dan untuk mendapatkan pengalaman berbeda. Akhirnya, mereka mencoba mencapai tempat tersebut dengan panduan aplikasi Google Map.
Pagi hari, tepatnya pukul 07:30 waktu Indochina, mereka memulai perjalanan panjang menuju Cu Chi Tunnel.
Sebagai pengguna dan pecinta transportasi umum, Rifqi dan kawan-kawan menumpang bus bernomor 13 di Jalan Raya Bùi Thi Xuân.
Tarif bus ini cukup murah hanya 7.000 VND atau Rp 4.100, dengan tujuan akhir Terminal bus Cu Chi.
"Kami pikir lokasi Cu Chi Tunnel dekat dengan terminal bus, ternyata cukup jauh sehingga membuat kami harus bertanya kepada petugas terminal setempat," tutur Rifqi.
Mereka, kata Rifqi, merekomendasikan untuk menggunakan bus bernomor 79. Setelah sibuk mencari, akhirnya pada pukul 09:30, Rifqi dapat duduk dengan tenang di dalam bus.
Pengalamannya menumpang bus 79 cukup mengasyikkan. Di tengah perjalanan mereka dapat melihat otentiknya Vietnam.
Selain itu, hanya dengan membayar 6.000 VND atau setara tarif Transjakarta, Rifqi sampai di Cu Chi Tunnel, dalam waktu tak kurang dari 30 menit.
Suasananya sunyi, untuk tidak dikatakan mencekam. Angin berhembus dingin melewati tengkuk. Kesan ini sedikit menyulitkan mereka untuk membaca arah loket tiket berada.
Untung saja, hal itu terjadi sejenak, karena setelah berjalan lebih dari 500 meter dari gapura, mereka bisa menemukan loket tiket objek wisata ini.
Tarif masuknya terhitung ramah kantong yakni 90.000 VND atau ekuivalen Rp 53.000. Petugas tiket memandu mereka untuk tetap berjalan lurus hingga menemukan pos jaga pertama.
Tampak petugas berseragam hijau pupus, mirip karyawan Perhutani Indonesia, berjaga dengan sikap tegak. Dengan sedikit keahlian berbahasa Inggris, dia mengarahkan Rifqi dan temannya menuju pos kedua."Kami disuguhi sebuah film berdurasi lebih dari 15 menit yang menceritakan bagaimana para tentara Vietnam berhasil mempertahankan wilayahnya dari serangan tentara Amerika," tutur Rifqi.
Film tersebut, menurutnya, cukup inspiratif dan sangat kuat memengaruhi paradigma berpikir, dan bersikap generasi muda Vietnam.
"Kami juga termotivasi untuk tak pernah menyerah dalam hal apapun. Termasuk mewujudkan mimpi," ujar dia.
Beranjak dari pos kedua, kembali mereka disambut petugas berseragam hijau bernama Hai Dang.