Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Itu Berada di Cu Chi Tunnel

Kompas.com - 14/07/2017, 08:00 WIB
 
KompasProperti - Vietnam yang dikenal sebagai negara sosialis ternyata menyimpan cerita kesuksesan dalam pembangunan fisik, baik properti maupun infrastruktur.
 
Di sektor properti, sudah menjadi rahasia publik bahwa negeri Indochina ini mejadi ladang investasi paling menjanjikan di Asia Tenggara. Jauh di atas Indonesia, dan bahkan Thailand. 
 
Harga properti terus meroket dari tahun ke tahun, dan menarik investasi asing. Raksasa properti Indonesia, Ciputra Group, pun terpincut membangun Ciputra Hanoi International City.
 
Di sektor infrastruktur, kita boleh iri, jalan-jalan nasional dirancang terintegrasi dengan jalan kabupaten/kota dengan right of way (ROW) lebar, dan kondisi mulus beraspal.
 
Selain modernisasi dan kemajuan fisik, pesona Vietnam juga tak pernah pudar. Terlebih jika kita membuka "lembaran" kisah masa lampau yang nostalgik, sekaligus heroik.
 
Rifqi Azmi, salah satu perwakilan Indonesia yang mengikuti ASEAN Youth Exchange On Education 2017 pada 3-8 Juli 2017, menceritakan pengalamannya menelusuri Vietnam untuk pembaca Kompas.com.
 
Plaza di kota Ho Chi Minh yang diapit gedung-gedung komersial perkantoran dengan latar belakang Bitexco Financial Tower.HBA/Kompas.com Plaza di kota Ho Chi Minh yang diapit gedung-gedung komersial perkantoran dengan latar belakang Bitexco Financial Tower.
Menurut Rifqi, tempat terbaik untuk melihat betapa kerasnya para tentara Vietnam berjuang mempertahankan tanah airnya adalah Cu Chi Tunnel. Di sini, mereka berperang melawan tentara Amerika Serikat.
 
Cu Chi Tunnel berjarak lebih dari 56 kilometer dari tempat Rifqi menginap di pusat kota Ho Chi Minh.
 
Awalnya, anak muda berkaca mata dan lima temannya ini berhasrat menggunakan jasa travel hotel setempat.

Namun, niat itu berubah seiring rasa ingin tahu dan untuk mendapatkan pengalaman berbeda. Akhirnya, mereka mencoba mencapai tempat tersebut dengan panduan aplikasi Google Map.

Pagi hari, tepatnya pukul 07:30 waktu Indochina, mereka memulai perjalanan panjang menuju Cu Chi Tunnel.

Sebagai pengguna dan pecinta transportasi umum, Rifqi dan kawan-kawan menumpang bus bernomor 13 di Jalan Raya Bùi Thi Xuân.

Tarif bus ini cukup murah hanya 7.000 VND atau Rp 4.100, dengan tujuan akhir Terminal bus Cu Chi.

"Kami pikir lokasi Cu Chi Tunnel dekat dengan terminal bus, ternyata cukup jauh sehingga membuat kami harus bertanya kepada petugas terminal setempat," tutur Rifqi.

Mereka, kata Rifqi, merekomendasikan untuk menggunakan bus bernomor 79. Setelah sibuk mencari, akhirnya pada pukul 09:30, Rifqi dapat duduk dengan tenang di dalam bus.

Pengalamannya menumpang bus 79 cukup mengasyikkan. Di tengah perjalanan mereka dapat melihat otentiknya Vietnam.

Selain itu, hanya dengan membayar 6.000 VND atau setara tarif Transjakarta, Rifqi sampai di Cu Chi Tunnel, dalam waktu tak kurang dari 30 menit.

 

Saat berada di dalam terowongan bawah tanah.Rifqi Azmi Saat berada di dalam terowongan bawah tanah.

Mereka disambut gapura berwarna merah yang menjadi tengara kawasan terowongan ini. Kesan yang terlontar saat memandang tempat ini, kata Rifqi, menakutkan.

Suasananya sunyi, untuk tidak dikatakan mencekam. Angin berhembus dingin melewati tengkuk. Kesan ini sedikit menyulitkan mereka untuk membaca arah loket tiket berada.

Untung saja, hal itu terjadi sejenak, karena setelah berjalan lebih dari 500 meter dari gapura, mereka bisa menemukan loket tiket objek wisata ini.

Tarif masuknya terhitung ramah kantong yakni 90.000 VND atau ekuivalen Rp 53.000. Petugas tiket memandu mereka untuk tetap berjalan lurus hingga menemukan pos jaga pertama.

Tampak petugas berseragam hijau pupus, mirip karyawan Perhutani Indonesia, berjaga dengan sikap tegak. Dengan sedikit keahlian berbahasa Inggris, dia mengarahkan Rifqi dan temannya menuju pos kedua.

"Kami disuguhi sebuah film berdurasi lebih dari 15 menit yang menceritakan bagaimana para tentara Vietnam berhasil mempertahankan wilayahnya dari serangan tentara Amerika," tutur Rifqi.

Film tersebut, menurutnya, cukup inspiratif dan sangat kuat memengaruhi paradigma berpikir, dan bersikap generasi muda Vietnam. 

"Kami juga termotivasi untuk tak pernah menyerah dalam hal apapun. Termasuk mewujudkan mimpi," ujar dia.

Beranjak dari pos kedua, kembali mereka disambut petugas berseragam hijau bernama Hai Dang.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau