Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aspek: Puluhan Ribu Pekerja Tol Terancam Menganggur

Kompas.com - 01/05/2017, 13:42 WIB

JAKARTA, KompasProperti - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat mengatakan puluhan ribu pekerja jalan tol terancam menganggur bila pemerintah menerapkan sistem pembayaran non-tunai secara penuh di seluruh gerbang tol di Tanah Air.

Menurut Mirah, kebijakan ini hanya mengedepankan kepentingan bisnis dan melalaikan kewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Kebijakan ini akan melahirkan pengangguran baru," kata Mirah seperti dilansir Antara, di sela-sela aksi Peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta Senin (1/5/2017).

Baca: Malam Ini Integrasi Transaksi Tol Mulai Berlaku

Penerapan sistem pembayaran non-tunai merupakan bagian dari Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) atau cashless society yang dicanangkan Bank Indonesia sejak 2014.

Pemberlakuan pembayaran non-tunai di seluruh gerbang tol di Indonesia memungkinkan konsumen tidak bisa lagi membayar tol secara tunai.

"Bagaimana mungkin uang rupiah yang berlaku secara sah di negeri ini, justru ditolak untuk pembayaran? Ini merupakan konspirasi meraup keuntungan dari setiap transaksi non-tunai," tuturnya.

Dia melanjutkan, uang pemilik dan pengguna kartu uang elektronik sesungguhnya telah diambil paksa oleh pengelola jalan tol dan bank yang menerbitkan kartu tersebut.

Mirah mencontohkan kartu uang elektronik seharga Rp 50.000 yang hanya mendapatkan saldo Rp 30.000.

Konsumen dipaksa merelakan selisih Rp 20.000, bahkan sebelum kartu uang elektronik digunakan untuk transaksi.

"Berapa triliun rupiah dana masyarakat yang diambil paksa dari sistem pembayaran non-tunai ini? Yang diperlukan rakyat adalah kemudahan akses untuk mendapatkan pekerjaan, memperoleh penghasilan dan meningkatkan daya beli terhadap kebutuhan pokok yang harganya semakin melambung," cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com