Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO PP Properti Mei 2015

Kompas.com - 27/01/2015, 20:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencatatan saham perdana (initial public offering atau IPO) anak usaha PT PP (Persero) Tbk., yakni PT PP Properti, akan dilaksanakan pada kuartal kedua 2015 atau bulan Mei mendatang.

Manajer Proyek PT PP Properti, Tjakra D Puteh, memastikan hal tersebut di sela-sela peluncuran Barclay Tower Grand Kamala Lagoon, Bekasi, Selasa (27/1/2015).

"Nilai ekspektasi dari penjualan saham sebesar 35 persen itu sekitar Rp 1,5 triliun. Sebanyak 80 persen di antaranya akan digunakan sebagai dana belanja lahan di kawasan Jadebotabek, Colomadu, Jawa Tengah, dan Surabaya, Jawa Timur," tutur Tjakra.

Lahan yang akan diakuisisi itu, lanjut Tjakra, akan menggenapi land bank yang saat ini sudah dimiliki dengan dimensi 50 hektar. Nantinya, 4 hektar di antaranya akan dimanfaatkan untuk pengembangan proyek Grand North East di Surabaya, dan superblok seluas 26 hektar di Colomadu.

"Untuk selanjutnya, kami akan membatasi pengembangan hanya di lahan seluas lebih dari 4 hektar. Ini dilakukan karena potensi labanya lebih besar. Dan sebagai perusahaan publik, nantinya kami harus memberikan profit kepada pemegang saham," tutur Tjakra.

Saat ini, PT PP Properti tengah membesut pengembangan proyek Grand Kamala Lagoon, Bekasi, di atas lahan seluas 25 hektar. Di dalamnya terdapat apartemen, hotel, commercial center, pusat belanja, sekolah internasional, dan rumah sakit.

Selain itu, beberapa proyek besar lainnya sudah dibangun, dan tengah digenjot konstruksinya yakni Grand Sungkono Lagoon, Surabaya, The Ayoma Serpong, Gunung Putri Square, Bogor, Payon Amartha Semarang, Paladian Park Jakarta, Permata Prima Semarang, Pavilion Permata I dan II Surabaya. Berikutnya, Park Hotel Jakarta, Park Hotel Bandung, Grand Slipi Tower Jakarta, Sungkono Business Park Surabaya, dan Pekanbaru Park Hotel.

"Kami menargetkan penjualan dari proyek-proyek yang sedang berjalan, dan baru lansir tahun ini senilai Rp 2,5 triliun," pungkas Tjakra.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com