"Kalau Mau Maju, Jakarta Harus Lakukan Lima Hal Mendasar..."

"Lima hal mendasar ini sangat menentukan orientasi Jakarta, apakah akan tetap menjadi ibu kota urbanisasi atau justru berubah menjadi lebih baik, dan manusiawi," ujar Eep kepada Kompas.com, Sabtu (27/9/2014).

Lima hal menentukan tersebut, tutur Eep, adalah pertama kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki kehendak (willingness) serius membenahi kota sekaligus berani mengambil risiko.

"Dua faktor tersebut harus dimiliki seorang Gubernur DKI Jakarta atau pemimpin daerah lain pada umumnya. Kalau hanya punya potential willingness saja percuma, tidak cukup tanpa disertai eksekusi di lapangan atau mengubah energi potensial menjadi energi kinetik agar program-program tidak sebatas tataran wacana melainkan dijalankan dengan maksimal," tambah Eep.

Hal mendasar kedua, lanjut dia, adalah manajemen dukungan publik. Faktor ini sangat penting. Jika seorang pemimpin sudah didukung publik, maka dia tidak punya kewajiban apa pun untuk mengikuti kemauan segelintir politisi di DPRD, melainkan kewajiban memenuhi kehendak publik.

"Hal mendasar ketiga adalah manajemen pemerintahan. Ini menyangkut penataan birokrasi, efisiensi anggaran, restrukturisasi, transparansi kerja, evaluasi dan monitoring. Ini membutuhkan kemampuan manajerial dari seorang pemimpin," imbuh Eep.

Hal mendasar keempat, tambah Eep, adalah manajemen kebijakan harus dibuat secara terperinci, dan dipertimbangkan secara teknokratis. "Manajemen kebijakan harus matang dan layak di hulu dan eksekusi  di hilir," tandasnya.

Terakhir, manajemen dukungan politik. Hal ini diperlukan agar seluruh kebijakan dan program daerah dapat diimplementasikan, termasuk penetapan dan pengesahan anggaran untuk pengadaan lahan dan pembangunan permukiman.

"Jika Jakarta melaksanakan lima hal ini, akan menjadi kota yang lebih efektif, efisien, fungsional, modern, dan juga layak huni," pungkasnya.