Baru-baru ini, pemerintah Malaysia merilis sebuah proyek skala besar
bertajuk The Asia Aerospace City yang dirancang sebagai pusat kedirgantaraan Asia. Kawasan terpadu ini akan mencakup sejumlah fasilitas raksasa untuk kepentingan akademik dan industri penerbangan.Direktur Eksekutif MARA Aerotech, Zulkifri Osman, mengatakan, banyak pemain industri kedirgantaraan ingin datang dan mengembangkan bisnis mereka di Asia, dan Malaysia merupakan lokasi tepat yang dapat menjawab solusi itu.
"Kita tahu ada kesenjangan kompetensi antara bakat yang kita miliki di Malaysia dan tingkat kompetensi yang dibutuhkan oleh pemain industri jadi kita mencari dan berusaha untuk mengatasi kesenjangan kompetensi tersebut," ujar Osman.
The Asia Aerospace City juga akan memberikan Malaysia kuota menguntungkan dari industri kedirgantaraan. Mereka mengharapkan kawasan terpadu ini akan menghasilkan setidaknya 5.000 pekerjaan
teknik dan pendapatan lebih dari Rp 6,5 triliun pada saat beroperasi tahun 2020 mendatang."Kami percaya bahwa itu akan memainkan peran penting dalam mencapai visi nasional dari industri Malaysia mandiri pada tahun 2020 nanti," kata Birdsong.
Seluruh bangunan dalam kawasan terpadu ini memiliki luas 328.000 meter persegi yang terinspirasi sayap pesawat terbang. Desain ini memungkinkan terjadinya interaksi antara mahasiswa dan insinyur teknik penerbangan dalam menciptakan berbagai jenis kegiatan.
Ada pun fitur-fitur yang melengkapi kawasan ini, mencakup sebuah
klaster akademik dengan vendor Malaysia Institute of Aviation Technology dan pusat pengembangan profesional bagi sekitar 2.000 siswa.Selain itu, terdapat
pusat penelitian dan pelatihan yang mendukung kegiatan pengujian dan validasi kedirgantaraan, sebuah klaster yang melayani fungsi kegiatan bagi para profesional berupa pusat konvensi dan hotel bisnis. Berikutnya adalah fasilitas restauran, kafe dan fasilitas olahraga yang akan memperluas interaksi sosial bagi para siswa penerbangan, profesional dan para pengunjung.Atkins menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk menyelaraskan bangunan dan memungkinkan gerakan angin alami dari luar. Satu set kanopi yang mencakup 36,000 meter persegi akan menaungi luar ruang dan berkontribusi menghasilkan energi lokal melalui panel fotovoltaik built-in.
The Asia Aerospace City terhubung dengan kota-kota di sekitarnya seperti Kuala Lumpur melalui jaringan stasiun kereta listrik. Jaringan transportasi berbasis rel ini melayani rute menuju terminal penerbangan regional dan domestik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.