KOMPAS.com — Imej Detroit, Michigan, pascapengajuan kebangkrutan adalah kota sepi dengan rumah-rumah tak berpenghuni serta tingkat kriminalitas yang tinggi. Detroit menjadi masalah karena depopulasi dan "pembusukan" yang menyebar di seantero kota. Puluhan ribu rumah mengalami kerusakan dengan sampah-sampah bertebaran serta kriminalisasi di kantong-kantong kemiskinan kota.Apa yang harus dilakukan? Chicago Tribun, seperti diulas Business Insider, menulis sebuah artikel menarik. Untuk memecahkan masalah ini, jalan satu-satunya mengembalikan Detroit menjadi tempat yang layak dihuni adalah dengan menghancurkan ribuan rumah tersebut, membersihkan setiap sudut kota dari sampah-sampah dan memulai pembangunan kembali dengan pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Pengajuan kebangkrutan adalah awal baru untuk keluar dari masalah tumpukan utang yang melilit. Jika Detroit berhasil keluar dari tekanan ini, maka kota ini bisa memulai rencana pembangunan kembali secara bertahap.
Sejatinya, satu langkah telah berhasil mereka lalui. Yang tersisa adalah pembaruan kota. Properti-properti sarat sengketa harus segera dimusnahkan. Kasus-kasus hukum yang tertimbun juga segera diselesaikan. Upaya-upaya ini dapat menurunkan kekhawatiran masyarakat tentang potensi hilangnya sejarah dan relokasi besar-besaran. Setidaknya, struktur kota mati hilang dalam pandangan masyarakat.Jika Detroit mulai mengais puing-puing keberhasilan, masalah yang sama justru akan menghampiri Chicago dan kota-kota lain lebih cepat. Lingkungan kota "hancur" akibat ledakan properti dan resesi.
Akan tetapi, berbeda dengan Detroit, kantong-kantong miskin Chicago lebih terkonsentrasi di barat dan selatan kota. Mereka juga lebih terorganisasi. Chicago memiliki banyak cara untuk mengambil tindakan terhadap properti kosong yang ditinggalkan penghuninya. Tak jarang, polisi menuliskan tiket terhadap kegagalan menjaga rumah-rumah kosong. Jika pemerintah kota tidak dapat melacak pemilik, maka rumah tersebut akan dikembalikan kepada pemberi pinjaman. Nah, rumah-rumah dengan status seperti ini sangat banyak. Menurut catatan pengadilan, terdapat 2.895 pemilik dan 2.109 pemegang KPR yang harus membayar sejumlah 2,8 juta dollar AS (Rp 28,6 miliar) untuk mendaftarkan bangunan kosong mereka kepada otoritas setempat.
Namun, itu saja tidak cukup. Masih banyak perbaikan yang harus dicapai. Para pengendali kota Chicago bisa melirik timur untuk melihat konsekuensi dari "pembusukan" atau masalah perkotaan yang belum terselesaikan. Mereka harus melihat Detroit sebagai contoh.
Emergency Manager Detroit, Kevyn Orr, mengumumkan rencana keuangan dan operasi yang membutuhkan program penyitaan intensif, termasuk di dalamnya pembongkaran, dan kemitraan publik/swasta untuk membersihkan atau membangun kembali lahan yang baru dibuka. Kevin juga akan menggalang investasi untuk area yang masih bsia direvitalisasi.
Beberapa pengamat berpendapat rencana Kevin ini akan berjalan transformatif dan secara efektif dapat mengurangi tindak kriminalitas, menstabilkan lingkungan, dan menghilangkan risiko keselamatan publik yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai properti.
Hal ini juga menyebabkan rasionalisasi. Setelah Detroit bangkrut, serta gagal menyediakan layanan dasar seperti keamanan, transportasi dan penerangan jalan, kota ini tidak memiliki uang lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada tingkat yang cukup.
Kuncinya adalah "membumihanguskan" rumah-rumah tak berpenghuni menjadi area hijau atau jadikan bank tanah yang dikuasai kota. Selain itu, alokasikan area baru untuk memulai pembangunan rumah baru, bisa juga relokasi ke Flint, daerah paling dekat dari Detroit.
Dengan kebangkrutannya, Detroit bisa bergerak lebih cepat. Kota ini memiliki kesempatan untuk memfokuskan sumber daya di mana warga ingin hidup, dan membersihkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.