KOMPAS.com - Melonjaknya harga properti tak hanya terjadi di Indonesia. Kenaikan serupa juga terjadi secara global di hampir seluruh dunia. Peningkatan harga properti mencapai 6,6 persen sejak Januari-Maret 2013.
Menurut Global House Index Knight Frank, pertumbuhan harga tersebut merupakan tertinggi sejak kuartal kedua 2010. Hong Kong mencatat lonjakan paling drastis harga perumahan seluruh kelas, dengan angka 63 persen.
Meskipun pemerintah setempat telah melakukan langkah-langkah pengetatan, tetap saja tak dapat mengendalikan harga yang merangsek 28 persen ketimbang tahun 2012. Sementara harga properti di China Daratan ikut terkerek 23,8 persen dalam 12 bulan dan 10,7 persen pada kuartal pertama tahun 2013.
Dunia tampaknya kian "memanas". Karena semua wilayah mencatat kenaikan, termasuk Timur Tengah yang memperlihatkan kinerja terbaiknya. Knight Frank juga melaporkan, Amerika Serikat tumbuh 10,2 persen per tahun. Angka tersebut merupakan tingkat pertumbuhan terbesar sejak tahun 2006.
Peningkatan lebih tinggi dialami Afrika Selatan. Negara ini mencatat kenaikan harga 11,3 persen per tahun. Momentum Afrika Selatan ini terkait dengan bertambahnya kekayaan kelas menengah, dan mereka semakin percaya diri membeli properti.
Berbeda halnya dengan Eropa. Negara-negara di benua ini seolah menolak arus utama yang terjadi. Pasca krisis keuangan, pasar Belanda memperlihatkan penurunan harga sebesar 8,3 persen pada tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya utang rumah tangga dan jumlah pengangguran. Demikian juga Yunani, anjlok 11,8 persen, diikuti Hungaria.
Eropa memang terbelit kesulitan. Namun, kinerja negatif juga ditunjukkan oleh Jepang dan Korea Selatan. Selama 12 bulan tak ada pemulihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.