Satu di antara sekian banyak pengembang baru tersebut adalah Hanson Land yang merupakan tentakel bisnis properti dari PT Hanson International Tbk. Tak main-main, Hanson Land bersiap menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk belanja lahan.
Komisaris Hanson Land, Tanto Kurniawan, mengatakan sebagai pengembang baru, Hanson Land harus mengoleksi sumber daya lahan seluas-luasnya. Oleh karena itu, dalam aksi perdananya, Hanson Land mengakuisisi lahan dalam jumlah ribuan hektar. Saat ini, luas lahan yang ada dalam genggaman, sekitar 5.000 hektar.
"Kalau bicara pengembang besar, itu terkait dengan berapa luas lahan yang dikuasai. Sesuai dengan visi dan misi kami yang akan tampil sebagai salah satu pengembang besar dan diperhitungkan, penguasaan lahan yang luas merupakan salah satu strategi bisnis," buka Tanto kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2/2104).
Untuk itu, setahun pertama dalam menjalankan perusahaannya ini, Tanto akan belanja lahan seluas-luasnya. Terutama di kawasan Jadebotabek. Selain lahan di Maja, Serpong, Bekasi, dan Cengkareng, Hanson Land juga memiliki lahan di koridor Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, yang akan disulap menjadi apartemen kelas menengah atas.
Dalam waktu bersamaan dan secara paralel pula Hanson Land bakal mengambil alih hotel, properti komersial (perkantoran), dan pusat belanja yang secara perhitungan finansial masih berpotensi namun tidak dikelola secara baik dan profesional.
"Ada pun hotel, perkantoran, dan pusat belanja yang akan kami ambil alih ada di Bali, dan Jadebotabek," kata.
Proyek raksasa
Selain belanja lahan, kata Tanto, Hanson Land akan membesut empat megaproyek sekaligus di empat lokasi berbeda di kawasan Jadebotabek. Empat proyek ini dilansir secara bertahap mulai tahun depan.
"Proyek perdana kami adalah Citra Maja Raya atau kami sebut sebagai Maja Land. Kami berkolarobasi dengan Ciputra Group melalui PT Ciputra Residence. Investasi awal senilai Rp 12 triliun," beber Tanto.
Tanto menjelaskan, di Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Hanson Land dan Ciputra Group akan mengembangkan 20.000 unit rumah sederhana tapak (RST), rumah menengah, dan rumah kelas atas. Perimbangan pembangunan rumah tersebut mengacu pada konsep 1:2:3.
Maja sendiri telah diidentifikasi sebagai Kota Kekerabatan (kota satelit) oleh Pemerintah pada tahun 1993. Saat itu, pemerintah mengusulkan untuk membangun Kota Kekerabatan Maja seluas 20.000 hektar. Untuk menunjang pembangunan tersebut, pemerintah berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur jalan dan membangun jalur kereta rel ganda.
"Citra Maja Raya memiliki luas lahan sekitar 2.000-2.400 hektar. Kami merancangnya sebagai perumahan ramah lingkungan dengan arsitektural dan pengelolaan modern. Selain perumahan yang akan dibangun dalam lima distrik, juga dilengkapi dengan kawasan komersial sekelas central business district (CBD)," tutur Tanto.
Proyek berikutnya, lanjut dia, adalah Bekasi Land seluas 310 hektar. Dipilihnya kawasan ini karena beberapa potensi yang dimiliki, yakni kawasan industri yang berkembang pesat dan secara geografis dekat dengan Jakarta. Populasinya pun terhitung padat yakni sekitar 2,3 juta orang yang dibidik sebagai potential buyer.
"Lahan kami berada di sekitar kawasan industri strategis dan dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, di Bekasi, tepatnya Babelan, juga akan dibangun pelabuhan internasional dengan luas 900 hektar. Keberadaan pelabuhan ini akan mendukung produksi ekspor yang pada gilirannya meningkatkan permintaan transportasi darat dan ditunjang konstruksi rel tunggal Kuningan-Cawang-Bekasi Timur yang tembus ke Cikarang dan kawasan industri," papar Tanto.
Sedangkan proyek ketiga adalah Millenium City seluas 850 di kawasan Serpong. Nilai investasi yang disiapkan sekitar Rp 4 triliun. Saat ini dalam tahap pembebasan lahan. Untuk mewujudkan proyek ini, Hanson Land menjalin aliansi strategis dengan Pacific Millennium Land, sebuah konsorsium pengembang terkemuka Jakarta, yang dinahkodai Tan Kian.
"Proyek terakhir adalah Cengkareng Land seluas 180 hektar. kami akan membangun semacam aero city. Selain perumahan juga komersial yang mendukung bisnis logistik, pergudangan, dan ekspedisi," tandas Tanto.