Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Diteruskan, Reklamasi Justru Perparah Banjir Jakarta

Kompas.com - 09/05/2017, 21:58 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (8/5/2017), menyebut Jakarta akan tenggelam jika reklamasi dan tanggul laut raksasa atau giant sea wall (GSW) dihentikan.

Tentu saja, para aktivis lingkungan membantah pernyataan Luhut karena yang terjadi justru sebaliknya.

"Yang ada banjir makin parah. Kita sudah sering paparkan, Jakarta banjir ga ada hubungannya sama reklamasi," ujar aktivis dari Indonesian Center for Environment Law (ICEL), Rayhan Dudayev kepada KompasProperti, Selasa (9/5/2017).

Ia menuturkan, penyebab Jakarta banjir adalah karena muka air tanah turun yang disebabkan beban bangunan terlalu banyak.

Penggunaan air tanah yang tidak terkontrol juga menjadi salah satu sebab banjir di Jakarta. Rayhan pun menganjurkan Luhut untuk membaca tulisan Ketua Kelompok Keahlian Teknik Kelautan ITB Muslim Muin.

Mengutip tulisan tersebut, GSW hanya akan menjadi bom waktu akan terjadinya banjir yang lebih parah di Jakarta.

Akibat dibangunnya GSW, Jakarta tidak hanya harus memompa air hujan yang turun di daerah penurunan muka tanah tetapi juga harus memompa air dari hulu, seperti Bogor, Depok, dan Cipanas.

NCICD mengklaim pompa 730 meter kubik per detik bisa mengatur elevasi muka air 2,5 meter dengan luas waduk 75 kilometer persegi.

Padahal, jika dihitung dengan lebih saksama, dibutuhkan pompa 1.050 meter per detik. Jika hanya memasang pompa 730 meter kubik detik, muka air di waduk GSW harus diturunkan 4,7 meter.

"Jika pompa macet, Jakarta akan tenggelam oleh banjir kiriman dari daerah hulu," tulis Muslim.

Sebelumnya, Luhut memperingatkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno jika menghentikan reklamasi dan GSW, maka Jakarta akan banjir.

Ia menegaskan, reklamasi ini memiliki landasan hukum yang kuat. Keputusan Presiden untuk membangun proyek reklamasi sudah diteken mulai dari presiden kedua Soeharto hingga presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

"Enggak ada alasan kita membatalkan sampai hari ini ya," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com