Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kemacetan, Pemudik Diimbau Tidak Pergi Serempak

Kompas.com - 04/05/2016, 20:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tradisi mudik saat Lebaran memang sudah berlangsung bertahun-tahun di Indonesia. Di saat-saat ini pula, kemacetan terjadi di jalan-jalan utama, khususnya di jalan tol.

Tahun ini, pemerintah mengupayakan mengurai kemacetan tersebut dengan menerapkan sistem baru di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Namun, menurut Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Adityawarman, ada faktor lain yang menyebabkan kemacetan terus terjadi tiap tahun.

"Ada instruksi presiden supaya tidak terjadi kemacetan luar biasa di gerbang. Kita setuju banget, tetapi ada karakter dari mereka (pengguna tol) yang tidak bisa kita atur berangkat jam berapa," ujar Aditya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Aditya mengatakan, tipikal pemudik yang ingin pulang ke kampung halamannya, biasanya dilakukan setelah berbuka puasa. Artinya, mereka baru bergerak setelah pukul 18.00 WIB.

Karena pergerakan yang bersamaan ini, beban tol menjadi lebih tinggi. Sementara, di waktu-waktu lain, misalnya dini hari hingga sore hari, jalan tol justru lebih sepi.

Perbandingannya bahkan 70:30 antara pemudik yang berangkat selepas sore dengan yang berangkat di waktu siang hari.

Teorinya, kata Aditya, jika secara rutin pengemudi masuk tol setiap jam adalah 10 unit selama 24 jam, maka tidak akan menimbulkan kemacetan yang parah.

Sementara itu, untuk puncak arus mudik, Adityawarman memprediksi akan terjadi saat Jumat, 1 Juli 2016. Hal ini berdasarkan Hari Raya Lebaran yang jatuh pada Rabu-Kamis, 6-7 Juli 2016.

Sedangkan Senin-Selasa, 4-5 Juli merupakan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah.

Adapun pada 13 Juni mendatang, tol ini akan dibagi dalam dua kluster menjadi Cawang-Palimanan dan Palimanan-Brebes Timur.

Artinya, pengemudi yang masuk dari Cawang akan mengambil tanda masuk dan membayar di Gerbang Tol (GT) Palimanan.

Selain membayar tol, pengemudi juga bisa mengambil tanda masuk berupa kartu jika ingin meneruskan perjalanan untuk keluar di Brebes Timur.

Setelah mendapatkan kartu, pengemudi bisa langsung bayar tol di GT Brebes Timur. Pasalnya, GT di Ciperna, Kanci-Pejagan, akan dihilangkan sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com