Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemerdekaan, Perahu Bidar, dan Tradisi Sumatera Selatan

Kompas.com - 19/08/2015, 11:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

PALEMBANG, KOMPAS.com – Lomba Perahu Bidar tak bisa lepas dari penyelenggaraan peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Demikian halnya dengan tahun 2015. Tradisi yang melekat erat dalam keseharian masyarakat Sumatera Selatan ini terus digelar, kendati setiap tahunnya jumlah peserta lomba menyusut.

Termotivasi membantu melestarikan tradisi ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyelenggara jalan tol memberikan bantuan tambahan hadiah untuk Lomba Perahu Bidar. 

"Menyadari kondisi jumlah peserta Lomba Bidar yang setiap tahun semakin berkurang, kami berinisiatif untuk memberikan bantuan kepada para peserta Lomba Bidar dengan memberikan tambahan hadiah kepada para pemenang," ujar Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Adityawarman, yang juga menjadi Koordinator Kegiatan HUT ke-70 Republik Indonesia di Sumatera Selatan, Senin (17/8/2015).

Baca juga: Pesan Terkahir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap Pesawat, Apakah Saya Perlu Buat Surat Wasiat?

Tambahan hadiah ini diberikan kepada Juara I, II, III dan Harapan I Lomba Bidar. Untuk Juara I diberi tambahan hadiah Rp 45 juta, Juara II Rp 35 juta, Juara III Rp 25 juta dan Juara Harapan I mendapat tambahan Rp 15 juta rupiah.

Mendengar adanya tambahan hadiah dalam Lomba Bidar tahun ini, mewakili para pemilik perahu Bidar Yahya Yusuf, merasa bersyukur. Menurut dia, para pemilik perahu Bidar sudah menunggu cukup lama kepedulian dari berbagai pihak.

Yahya yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Kerukunan Keluarga Palembang Provinsi Bangka Belitung menilai, bantuan ini bisa menjaga agar budaya ini tidak lenyap ditelan zaman.

Baca juga: Kata-kata Kompol Jamalinus soal Kasus Pemerasan Penonton DWP Sebelum Dicopot...

"Untuk membuat perahu Bidar dibutuhkan sekitar Rp 65 juta per perahu. Kalau setiap BUMN di Sumatera Selatan ini peduli dengan menyumbang satu Bidar, maka lomba Bidar tahun depan bisa diikuti lebih dari 20 peserta," jelas Yahya.

Sejak lebih dari 40 tahun lalu, penyelenggaraan Lomba Perahu Bidar di Sumatera Selatan, khususnya di Sungai Musi Palembang, selalu ramai oleh penonton. Bahkan, banyak masyarakat yang menyaksikannya dari atas Jembatan Ampera, sebagai ikon Kota Palembang yang sudah mendunia. Dengan dukungan Pemerintah Kota, setiap HUT Kemerdekaan RI, Lomba Perahu Bidar selalu ditunggu masyarakat Palembang, bahkan sampai mancanegara.

Jumlah peserta lomba perahu bidar ini bisa mencapai lebih dari 30 peserta dan perlombaan diselenggarakan selama 2 hari. Itu terjadi sekitar 20-30 tahun lalu. Namun, beberapa tahun terakhir, pesertanya mulai berkurang.

Baca juga: Boeing 737-800 Jeju Air Kecelakaan, Disebut Punya Catatan Keselamatan Nyaris Sempurna

"Lima tahun lalu, jumlah perahu Bidar yang ikut dalam lomba sebanyak 15 perahu. Tahun 2013 sudah tinggal 12 perahu. Tahun lalu tinggal 8 perahu. Dan waktu perlombaan cukup satu hari saja," ujar Yahya yang saat ini memiliki dua perahu Bidar.

Yahya juga menjelaskan, untuk merawat Bidar ini, selain membutuhkan biaya yang cukup tinggi, bahan baku kayunya juga sulit didapatkan. Untuk mendapatkan kayu, masyarakat harus menempuh perjalanan jauh di hutan di kawasan hulu Sungai Musi. Sedangkan untuk membawanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari.

Kondisi ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Yanurpan, yang setiap tahun menyelenggarakan perhelatan Lomba Perahu Bidar ini. Pihaknya menyadari, bahwa para peserta Lomba Perahu Bidar ini setiap tahun mengalami penurunan.

Baca juga: Kronologi Boeing 737-800 KLM Royal Dutch Airlines Tergelincir di Norwegia

"Oleh sebab itu, upaya yang kami lakukan adalah memberikan biaya pemeliharaan Bidar sebesar Rp 5 juta per perahu mulai tahun lalu," sebut Yanurpan.

Dia menyadari, upaya ini memang belum maksimal, karena kebutuhan untuk pemeliharaan Bidar per tahunnya lebih dari itu. Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk BUMN, agar budaya asli Kota Palembang ini dapat dipertahankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Mimpi Ibu Korban Tewas Sebelum Kecelakaan Tol Cipularang: Dia Panggil Mamah...

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Kata-kata Kompol Jamalinus soal Kasus Pemerasan Penonton DWP Sebelum Dicopot...

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasto Dikabarkan Jadi Tersangka KPK, Rumahnya di Bekasi Dijaga Satgas Cakra Buana PDI-P

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

China Bangun Bandara Pulau Buatan Terbesar di Dunia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Novel Baswedan Sebut Hasto Kristiyanto Sudah Diusulkan Jadi Tersangka Sejak 2020, tapi Ditolak Pimpinan KPK

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

PSM Main dengan 12 Pemain, Terancam Sanksi Pengurangan Poin dan Denda

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

4 Tempat Wisata di Jakarta Barat, Cocok untuk Anak-anak

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Uang Palsu UIN Makassar Disebut Bisa Disetorkan ke Bank karena Tak Terdeteksi Palsu, Ini Kata BI

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Donny Tri Istiomah Tersangka, Akui Pernah Dititipi Uang Ratusan Juta oleh Harun Masiku

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

WNA Pemilik Tanah 1,1 Hektar di Bali Dilarang Masuk Indonesia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

PDIP: Kami Minta Kaji Ulang Penerapan PPN 12 Persen, Bukan Menyalahkan Prabowo

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Properti

Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Hari Ini, Diduga Sopir Bus Mengantuk

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Profil dan Harta Kekayaan 3 Kasubdit Narkoba Polda Metro yang Dicopot Imbas Pemerasan Penonton DWP

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Cairan Kimia Banjiri Jalan di Bandung Barat, Ratusan Kendaraan Rusak

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kecelakaan Maut Jeju Air, Jenis Pesawat Boeing 737-800 Berusia 15 Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kecelakaan Maut Jeju Air, Jenis Pesawat Boeing 737-800 Berusia 15 Tahun