Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Victor Irawan, dari “Raja Cupang” ke Bisnis Properti

Kompas.com - 04/04/2015, 12:34 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com – Bak penyelundup, Victor memasukkan toples-toples kaca berisi ikan cupang ke dalam tas sekolahnya. Mengendap-endap, ia masuk gerbang sekolah tanpa dilihat penjaga pagar. Seperti biasa, tujuannya langsung ke toilet laki-laki.

Di tempat itu beberapa temannya sudah menunggu. Bukan sekadar teman sekolah, namun mereka adalah pelanggan setia ikan-ikan cupangnya.

Setiap hari, begitulah kerja Victor; menjual ikan cupang secara diam-diam di sekolah. Awalnya, ia cuma hobi mengadu ikan "petarung" itu dengan teman-temannya. Sepulang sekolah, kerjanya mengadu cupang. Sekali menang, tapi lebih sering kalahnya. Ia bosan dengan kebiasaan itu.

Sampai suatu saat, lewat kerabatnya, Victor membeli cupang ekspor. Karena bukan kelas ikan lokal, harganya mahal.

Victor senang dengan "mainan" barunya itu. Perawakan "ikan bule" tersebut berbeda dengan ikan lokal. Tubuhnya besar, warnanya pun lebih cantik. Tiap bertarung, ikan itu selalu menang.

Jalan pikirannya seketika terbuka. Anak yang baru duduk di bangku kelas 2 SMP itu ingin mengembangbiakkan ikan tersebut. Tujuannya dua; punya uang jajan sendiri, di sisi lain hobinya tetap tersalurkan.

Mulailah Victor membeli buku tentang cara memelihara ikan. Halaman belakang rumahnya pun lanats disulapnya menjadi “sarang” cupang. Toples-toples kaca ada di sana-sini.

Berhasil. Tak sampai setahun, dari hanya membiakan puluhan, perlahan Victor bisa beternak ratusan ekor "cupang bule". Uang jajannya pun mengembung. Sekejap, ia berubah jadi "raja" di sekolahnya.

Awal berbisnis

"Kalau ingat itu, saya suka dibilang trouble maker oleh teman-teman saya, bahkan guru saya. Kerjanya cuma mikirin cupang saja, tidak pernah ingat pelajaran," ujar Victor Irawan, Komisaris PT Prioritas Land Indonesia kepada KOMPAS.com, Sabtu (4/4/2015).

Herannya, dia menuturkan, sejak dari situlah kebiasaannya berbisnis bermula. Dari cupang, kini Victor menjadi pengusaha properti. Bersama rekannya, Marcellus Candra, ia ikut mendirikan PT Prioritas Land Indonesia (PLI), pengembang properti hunian.

"Sebelum memutuskan berbisnis, saya kerja dengan orang lain di Kalimantan Timur. Isia saya masih sekitar 20 tahun. Kerja di perusahaan kontraktor, bikin jalan provinsi,” tutur pria kelahiran Malang, Jawa Timur, November 1983.

Victor menuturkan, pada 2000 ia bekerja di sebuah perusahan kontraktor PT Prima Krida Persada Jaya di Kalimantan Timur. Keluar-masuk hutan, membuat jalan berkilo-kilometer adalah makanannya setiap hari untuk membangunan infrastruktur seperti jembatan, gedung pemerintahan, pembukaan jalan penghubung antarprovinsi.

Kemudian, pada 2007, perusahaannya dipercaya oleh jajaran TNI Angkatan Darat Kodam V Brawijaya untuk mengelola pekerjaan RTLH (Rehab Rumah Tidak Layak Huni) sebanyak 10.000 rumah. Pembangunan unit-unit rumah itu tersebar di seluruh kabupaten dan kecamatan yang berlangsung setiap empat bulan.

Dok Pribadi Victor Irawan Victor Irawan, Komisaris PT Prioritas Land Indonesia.
Di proyek itulah Victor mengaku menerima tantangan besar. Dengan nilai total proyek Rp 500 miliar, ia dan timnya sanggup menyelesaikan proyek tersebut dalam waktu hanya 90 hari. Hasil kerja beliau mendapatkan predikat sebagai pekerjaan terbaik dan tercepat oleh Gubernur Jawa Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com