Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Victor Irawan, dari “Raja Cupang” ke Bisnis Properti

Kompas.com - 04/04/2015, 12:34 WIB
Latief

Penulis

"Saya membangun markas, membuat hanggar untuk tank, bikin 100.000 unit rumah subsidi, dan banyak lagi. Di situ saya belajar serius soal kontruksi, memahami cara menghitung biaya produksi, dan lain-lainnya," katanya.

Pada 2009, Victor bertemu Marcellus Candra. Dari perkenalan itu, setahun kemudian keduanya sepakat mendirikan PLI. Proyek pertamanya membangun proyek vila di Nusa Dua, Bali.

"Waktu itu nilainya hanya Rp 60 miliar. Benar-benar langkah awal. Ternyata, hasilnya bagus. Kami langsung membidik Jakarta," katanya.

Sebagai pebisnis baru, Victor mengakui, setiap langkah selalu saja ada tantangannya. Tapi, ia tak mau kalah dan mudah menyerah dengan kendala, terutama jika datangnya bukan dari dirinya sendiri.

Salah satu kendala awalnya berbisnis di Jakarta adalah tidak adanya lahan. Namun, tanpa lahan bukan berarti semua gagal. Karena itu, Victor menuturkan, area bisnis ia pindahkan ke Tangerang.

"Kami dapat info ada lahan kosong di Gading Serpong, langsung kami survei. Waktu itu Summarecon belum ramai, dan kawasan Paramount juga masih sepi. Kami hadir di peluncuran rumah di situ. Hebat sekali. Rumah yang tersedia cuma ada 200, yang antre sampai 2.000 orang. Di situlah kami melihat ada potensi. Tanpa banyak pertimbangan, kami pindahkan bisnis kami ke sini. Ke Gading Serpong," ujarnya.

Masih muda

Tak lebih, semua hanyanaluri. Victor mengaku tak punya latar belakang pendidikan bisnis yang tinggi di bangku sekolah. Semua berjalan apa adanya, mengalir begitu saja, terutama berkat bakatnya alamnya; instinct of business.

"Kunci pertamanya adalah mau belajar. Belajar apa saja terkait bisnis yang akan kita jalani. Itu sudah saya buktikan. Belajar dari hal-hal kecilnya, jangan pilah-pilih yang enak saja. Kunci kedua adalah jujur. Jujur pada diri sendiri dan orang sekitar. Jujur apakah kita sanggup melakukan sesuatu atau tidak, itu salah satu contohnya, karena itu soal kredibilitas,” kata Victor.

Ia akui, PLI hingga saat ini masih terhitung perusahaan muda, belum genap 10 tahun. Land bank pertamanya di Gading Serpong hanya 8000 hektar. Tapi, dari kawasan itu justeru rezeki PLI terus mengalir. Untuk proyek Majestic Water Village Uluwatu di Bali misalnya, nilainya Rp 300 miliar lebih.

"Kami balik lagi ke Bali, bangun Majestic Water Village di Uluwatu. Isinya 32 unit vila, satu unitnya kami jual Rp 10 miliar saat itu. Kami bersyukur, laku," kata pelahap buku-buku bertema keuangan dan strategi ini. 

Sukses di Bali, ia dan Marcellus berganti area ekspansi. Seiring proyeknya di Gading Serpong berjalan, PLI membidik Bekasi. Di kawasan itu PLI tengah membangun apartemen dan hotel Indigo @Bekasi senilai Rp 800 miliar.

Saat ini, PLI bersiap melakukan prosesi penutupan atap apartemen Majestic Point Serpong, Gading Serpong. Proyek pembangunan apartemen senilai Rp 450 miliar tersebut terhitung mulai pemancangan tiang pertamanya pada Desember 2012 dan aktif dibangun sekitar April 2013 lalu. Proyek apartemen dua tower dan 32 lantai garapan PT Prioritas Land Indonesia (PLI) itu dibangun di lahan seluas 8000 meter persegi.

"Kami sadar, kami masih muda. Untuk itu, kami tak mau menyerah di tengah peta persaingan bisnis properti saat ini. Tiap tahun kami bersyukur selalu punya progress yang bagus. Targetnya, 2020 nanti kami punya kawasan kota mandiri. Luasnya 500 sampai 1000 hektar dan masih di wilayah Tangerang," kata Victor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com