“Kami sudah menyiapkan lahan untuk dijadikan kota baru Bandung Technopolis, di mana kegiatan ekonominya akan fokus pada inovasi dan teknologi. Nanti kami persiapkan di sana periset, salah satunya dari Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk bertemu dengan pebisnis teknologi,” ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, saat diwawancarai Kompas.com di Balai Kota Bandung, Senin malam (2/3/2015).
Emil menjelaskan, Bandung Technopolis merupakan sumbangan Bandung untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Kota baru ini diharapkan dapat menumbuhkan geliat investasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi.
“Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kita kan harus banyak investasi. Tanpa investasi, pertumbuhan ekonomi akan lambat. Di Bandung Technopolis ini nantinya investasi sendiri akan berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi,” lanjut Emil.
Sudah banyak investor asing yang telah melirik megaproyek dengan estimasi nilai investasi sebesar Rp 100 triliun ini. Namun karena proyek ini belum diresmikan pembangunannya, masih belum ada kesepakatan dari para investor untuk membenamkan investasinya.
“Kalau ini jadi, perusahaan-perusahaan seperti Google dan facebook sangat mungkin untuk tinggal berdampingan di lingkungan yang sama. Investor sendiri sudah ada yang melirik dari Arab Saudi, Jepang, Singapura. Tapi karena belum groundbreaking, jadi belum banyak pergerakan deal. Baru ketertarikan saja,” ungkap Emil.
Emil sendiri masih menunggu restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembangunan Bandung Technopolis. Dukungan Jokowi diperlukan untuk menumbuhkan perekonomian Bandung, dan Indonesia melalui proyek ini.
Kalau pun Jokowi tak kunjung memberikan restunya, Emil menyatakan tetap akan melakukan peresmian pada bulan April 2015. Pasalnya, Bandung Technopolis dinilai penting dan strategis.
“Karena di Indonesia belum ada (kawasan bisnis berbasis teknologi), kita mengharapkan presiden mau meresmikan pembangunannya. Tapi kalau belum juga mau, kita akan tetap jalan. Sampai saat ini responnya baik. Katanya (Presiden Jokowi) sedang mempelajari,” tandas Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.