Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakuan Penghuni Rusun; Buang Sampah Sembarangan dan Merusak Fasilitas!

Kompas.com - 25/08/2014, 17:45 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk menyosialisasikan hidup di rumah susun. Pasalnya, tidak mudah mengenalkan konsep hunian vertikal kepada masyarakat yang terbiasa memiliki rumah tapak. Mereka kerap melakukan tindakan-tindakan ceroboh dan tidak sesuai untuk hidup di rusun.

Kepala UPT BP Rusunawa Dinas Tata Kota Batam Muhammad Dicky mengungkapkan, seringkali penghuni nunggak  bayar uang sewa untuk kemudian lari. Tak jarang pula mereka mengancam pengelola rusun.

"Masalah-masalah sosial, keamanan, dan hal-hal lain itulah yang kerap dihadapi di lapangan. Kta sering diancam kalo nagih uang sewa," ujar Dicky.

Hal serupa juga disampaikan Kepala UPT Rusunawa Gresik, Nursaadah. Dia mengungkapkan  beberapa tindakan mengganggu yang seringkali dilakukan oleh penghuni rusunawa.

Tindakan pertama adalah penghuni sering berbicara terlalu keras hingga mengganggu tetangga. Kedua, penghuni membuang sampah sembarangan dari ketinggian. Ketiga, kurangnya kesadaran penghuni menjaga kebersihan dan menjaga keutuhan fasilitas.

Kurangnya kesadaran juga terjadi dalam hal yang lebih besar, misalnya keengganan penghuni dipindahkan setelah batas waktu tinggalnya habis, bahkan juga pemindahtanganan rusunawa.

Namun, tidak semua tindakan penghuni rusunawa negatif. Pada dasarnya, manusia mudah beradaptasi jika punya niat untuk berubah.

Nursaadah menemukan bahwa penghuni rusunawa membuat sistemnya sendiri untuk bersosialisasi dan memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, lantai dasar rusunawa di Gresik digunakan untuk area komersial. Beberapa penjual menjajakan makanan dan keperluan lain.

Penghuni rusunawa kemudian membuat sistem pengiriman dengan "mengerek" makanan atau keperluan mereka dari lantai bawah ke lantai atas. Sistem serupa juga digunakan untuk mengirim uang yang diperlukan untuk membeli barang.

"Di Gresik, lantai dasar menjadi tempat usaha. Kios toko, fungsinya bukan untuk hunian. Untuk penghuninya kalau membutuhkan kebutuhan sehari-hari belanja dengan cara seperti itu. Jadi, sudah menjadi kebiasaan," ujarnya.

Sebagai catatan, hari ini, Senin (25/8/2014), Puslibang Sosekling Kementerian Pekerjaan Umum mengadakan acara klinik dan temu ilmiah. Acara yang akan disambung dengan kolokium keesokan harinya ini membahas masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam penyelenggaraan infrastruktur PU dan permukiman. Salah satu pokok bahasan yang disorot adalah hunian vertikal, khususnya rumah susun sewa (rusunawa).

Dalam kesempatan tersebut juga dikemukakan bahwa rusunawa sebenarnya dibangun untuk alasan luhur yakni menata lingkungan kumuh, menyediakan hunian sewa layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun, praktiknya harus dilakukan dengan konsisten. Tanpa konsistensi, penghuni rusunawa akan sulit menyesuaikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com