Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Melemah, Sektor Perkantoran Lampu Kuning

Kompas.com - 23/04/2014, 16:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perlambatan subsektor perkantoran yang dimulai pada paruh kedua tahun 2013, diprediksi bakal berlanjut hingga Pemilihan Presiden 9 Juli nanti. Aktivitas transaksi sewa juga melemah, ditandai tingkat penyerapan pada kuartal I 2014 hanya 13 persen dari pencapaian tahun lalu. Isyarat lampu kuning sudah menyala untuk subsektor perkantoran.

Betapa tidak, penyerapan ruang kantor melorot dari sekitar 24.000 meter persegi pada kuartal sebelumnya, menjadi seluas 16.000 meter persegi. Namun begitu, menurunnya volume permintaan tidak membuat harga sewa rerata dan tingkat hunian ikut anjlok. Tingkat hunian rerata perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta masih berada pada posisi 94 persen, sementara harga sewa rerata mencapai Rp 188.850 per meter persegi per bulan.

Head of Research JLL, Anton Sitorus, menuturkan penurunan tingkat penyerapan disebabkan menipisnya ketersediaan ruang kantor. Dampak penurunan ini membuat perkantoran grade B dan C justru meningkat.

"Kuartal pertama tidak ada pasokan baru, akibatnya tingkat hunian masih di atas 90 persen, tidak ada perubahan dibanding triwulan sebelumnya. Level 90 persen ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Secara historis tingkat hunian ini merupakan rekor tertinggi," ujar Anton kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2014).

Hal tersebut menumbuhkan ruang untuk pertumbuhan harga sewa, meskipun tidak terlalu signifikan. Pasalnya, pasar perkantoran Jakarta, khususnya di CBD sudah melewati masa puncak dengan pertumbuhan maksimal nyaris 50 persen pada 2011 dan 2012. Sekarang saat perekonomian lesu, harga sewa tumbuh hanya 1 persen.

Pasok membengkak

Jika mengacu pada siklus jam properti Jakarta, maka subsektor perkantoran memasuki masa-masa yang harus diwaspadai. "Perkantoran CBD sekarang sudah lampu kuning, karena pertumbuhan sewanya melambat. Terlebih jika proyek perkantoran yang dipasarkan dan dikembangkan saat ini rampung pada 2018 mendatang, maka Jakarta akan menambah pasokan sebanyak 2,6 juta meter persegi," ujar Anton.

Penurunan juga dialami perkantoran di luar CBD Jakarta. Meskipun penurunannya tidak signifikan. Tingkat serapan tiga bulan pertama tahun ini mencapai 19.000 meter persegi, atau turun 18 persen dari kuartal sebelumnya. Permintaan tersebut hanya 35 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Sementara tingkat hunian, masih tercatat stabil di angka 93 persen dengan harga sewa mencapai rerata Rp 103.300 per meter persegi per bulan. Adapun pasokan baru dalam empat tahun ke depan sebanyak 1,3 juta meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com