Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Spekulasi, Harga Rumah Bakal Terkoreksi!

Kompas.com - 30/10/2013, 11:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan laju pasar properti yang sudah terjadi sejak kuartal II 2013, berpotensi mengoreksi harga hunian baru yang dilansir kuartal IV tahun ini hingga 2016. Koreksi harga berlaku di beberapa kawasan yang selama ini menjadi ajang praktek spekulasi.

Indikasi perlambatan tersebut, salah satunya terlihat dari anjloknya jumlah transaksi selama paruh pertama tahun ini yakni sebesar 42,5 persen ketimbang periode yang sama tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan akibat terganggunya daya beli konsumen yang dipicu kenaikan suku bunga KPR dan pemberlakuan rasio kredit terhadap aset yang diagunkan (loan to value/LTV).

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, koreksi dilakukan terhadap hunian baru (baik apartemen maupun rumah) untuk tipe menengah, dari sebelumnya Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar per unit, menjadi Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar per unit.

"Pengembang sudah mulai sadar bahwa lonjakan harga yang selama ini terjadi, bukan harga riil. melainkan harga yang terbentuk akibat praktek spekulasi investor pemburu rente. Mereka kemudian melakukan penyesuaian harga sehingga dapat diterima oleh konsumen nyata atau yang benar-benar membeli rumah untuk dihuni, bukan investasi," jelas Ali kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2013).

Fenomena yang terjadi dalam dua tahun terakhir, lanjut Ali, yakni harga yang melonjak tak terkendali, akibat ulah para spekulan. Mereka memborong hunian yang berpotensi menawarkan keuntungan menggiurkan dalam waktu singkat. Bahkan, saat masih dalam proses pra penjualan, rumah-rumah tersebut sudah berpindah tangan dari satu investor ke investor lainnya.

"Sayangnya, mereka, para spekulan dan pengembang yang terlibat praktek ini lupa bahwa properti bukanlah obyek investasi seperti saham yang keuntungannya bisa didapat secepat kilat. Properti adalah instrumen investasi jangka panjang yang hasilnya baru akan bisa dinikmati dalam beberapa tahun ke depan. Jika disparitas harga rumah baru dengan rumah sekunder sangat tipis, maka sudah dipastikan pasar dipenuhi praktek spekulasi," ujar Ali.

Oleh karena itu, untuk mengembalikan pasar properti kepada kondisi normal dengan pembeli riil, penyesuaian harga menjadi penting.

"Properti adalah investasi jangka panjang. Dalam kondisi apa pun, nilainya akan terus naik. Meskipun memang pertumbuhan wajarnya tidak setinggi properti yang sengaja "dispekulasikan," imbuh Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com