JAKARTA, KOMPAS.com - Siam Sement Group (SCG) Indonesia menilai tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap properti masih terbatas, khususnya konstruksi bangunan.
Padahal, ini merupakan hal krusial dalam mengambil keputusan sebelum membeli maupun membangun rumah.
Menurut SCG, masyarakat yang jarang terlibat dalam proses konstruksi cenderung menilai kualitas bangunan berdasarkan luarnya saja, padahal ada tiga aspek vital lain yang harus dipertimbangkan.
Country Director SCG di Indonesia Wiroat Rattanachaisit mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah karakteristik lingkungan.
Baca juga: Ini Bahan Bangunan Alami yang Makin Booming
"Bukan hanya lokasi dengan akses strategis, namun juga karakteristik lingkungan yang aman dari bencana, seperti tidak berada di area rawan longsor maupun banjir," terang Wiroat dalam keterangan tertulis, Kamis (12/08/2021).
Wiroat menjelaskan, kualitas tanah juga perlu mendapatkan perhatian misalnya rumah yang dibangun tidak berada di atas tanah basah seperti bekas rawa, sawah, atau lahan gambut.
Karena, diperlukan waktu dan biaya lebih besar untuk membuat lahan tersebut menjadi kering dan siap dibangun.
Apabila tetap memilih lingkungan seperti ini karena pertimbangan lain, sebaiknya Anda punya rencana untuk mengantisipasi dampak lingkungan pada masa mendatang.
Sebab, kondisi tanah yang basah dapat meningkatkan risiko kebocoran pada pondasi rumah, sehingga perlu memahami strategi penambalan celah di tempat rembesan air tersebut.
Kedua, struktur konstruksi harus simetris. Sebab, ketika struktur tidak simetris, maka pondasi akan rentan mengalami keretakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.