Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Konstruksi Tegaskan Sumur Resapan Tidak Bisa Dibangun di Sembarang Tempat

Kompas.com - 03/03/2021, 16:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah gencar membangun sumur resapan untuk menangani banjir yang kerap terjadi saat musim hujan.

Tahun 2021 ini, Pemprov DKI menargetkan dapat membangun sekitar 3.876 sumur resapan. Sementara hingga 2022, target sumur resapan terbangun mencapai 1 juta buah.

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pembina Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta megatakan, sumur resapan tidak bisa dibangun di sembarang tempat.

Pembangunan harus memperhatikan struktur kondisi tanah dan juga lokasi tempat dibangunnya sumur resapan tersebut.

"Jadi penting untuk memperhatikan di mana tempat dibangunnya sumur resapan, tentu seperti jangan dekat gedung dan bangunan. Kemudian perlu juga melihat struktur tanahnya seperti apa, biar serapannya maksimal," kata Davy kepada Kompas.com, Selasa (02/03/2021).

Baca juga: Sumur Resapan Dekat Tiang Jalan Ancam Ketahanan Lateral

Ada beberapa kondisi yang menjadi catatan penting, bahwa sumur resapan sebaiknya dibangun di tanah berpasir.

Sedangkan tanah lempung atau liat, justru memiliki daya serap yang lama, jadi tidak disarankan untuk membangun sumur resapan di sini.

Jika dibangun di atas tanah lempung atau liat, fungsi sumur tanah hanya sebatas menampung air dengan volume sebesar lubang yang digali tanpa menghasilkan daya serap.

Namun, jika tanah yang digali mengandung air sebaiknya tidak digunakan sebagai sumur resapan.

Sebaliknya, jika dibangun di tanah berpasir dengan lokas lebih rendah akan lebih bermanfaat dan bisa menyebarkan air.

"Inilah fungsi sumur resapan yang benar," imbuh Davy.

Catatan-catatn itu perlu diperhatikan mengingat setiap lokasi memiliki struktur tanah berbeda.

Ada lokasi yang struktur tanah pasirnya tidak terlalu dalam dari permukaan, tetapi ada juga yang posisi tanah pasirnya berada jauh dari permukaan.

"Kalau di Jakarta lapisan pasir pertama itu biasanya sekitar 14 meter," tutur dia.

Selain itu, Davy juga menyarankan agar sumur serapan itu tidak dibangun di lokasi yang aman atau tidak terlalu dekat dengan bangunan atau gedung-gedung tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pendapatan dan Laba Bersih Puradelta Lestari Melonjak pada Kuartal Pertama

Pendapatan dan Laba Bersih Puradelta Lestari Melonjak pada Kuartal Pertama

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com