JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat kekosongan (vacancy) gedung perkantoran di Jakarta mencapai 20 persen.
Fenomena tersebut terjadi lantaran tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD maupun luar CBD Jakarta mengalami penurunan yang dipicu oleh penutupan sejumlah perusahaan, relokasi, dan pembatasan operasional akibat Pandemi Covid-19.
Pada Kuartal III-2020, tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD Jakarta turun menjadi 82 persen, sementara di luar kawasan CBD sekitar 83 persen.
Tingkat hunian ini terus menurun pada Kuartal IV menjadi 80 persen di perkantoran kawasan CBD dan 80 persen di perkantoran luar kawasan CBD.
Dengan demikian, total kumulatif tingkat kekosongan perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) maupun luar CBD Jakarta seluas 2.090.000 meter persegi atau 209 hektar.
Selain dampak Pandemi Covid-10, peningkatan ruang kosong perkantoran di Jakarta juga dikontribusi oleh berlebihnya jumlah pasokan.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan hal itu dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/1/2020).
Baca juga: Karena Corona, Pasar Perkantoran di Jakarta Alami 6 Perubahan
"Kita ketahui, sektor office (perkantoran) ini mengalami over supply situation (situasi kelebihan pasokan) beberapa tahun ini," kata Ferry.
Ferry merinci, pasokan gedung baru di kawasan Central Business District (CBD bertambah seluas 212.247 meter persegi pada Kuartal I-2020.
Penambahan pasokan pada tahun 2020 di kawasan CBD disumbang dari beroperasinya empat gedung baru secara bersamaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.