JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adipatria menggarap pengembangan kawasan lumbung pangan baru atau food estate yang berlokasi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Kolaborasi dibentuk dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Operasi II Hutama Karya Novias Nurendra mengatakan, Hutama Karya akan memberikan kontribusi penuh agar proyek dapat selesai tepat waktu dengan hasil dan kualitas yang baik.
Baca juga: Pengembangan Tahap I Lumbung Pangan di Kalimantan Tengah 2.100 Hektar
“Dalam KSO HK-WIKA-Adipatria pada proyek ini, kami memegang kepemilikan sebesar 37,5 persen," kata Novias dalam keterangan tertulis, Selasa (03/11/2020).
Novias menejelaskan secara teknis KSO ini akan fokus paga pekerjaan galian saluran eksisting dan saluran baru.
Tak hanya itu, juga pekerjaan bangunan pelengkap yang meliputi pintu air otomatis, rumah pompa dan rumah jaga, pompa drain dan pompa supply, box culvert serta gorong-gorong.
Total nilai proyek pekerjaan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) ini senilai Rp 738,04 miliar dan ditargetkan rampung awal Januari 2023 mendatang.
"Kami akan mengerjakan sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam kontrak proyek ini," imbuh Novias.
Dalam pelaksanaan proyek ini, Hutama Karya akan mengoptimalisasi tiga aspek yakni penggunaan teknologi, sumber daya manusia, dan biaya.
Proyek pembangunan Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah ini merupakan salah satu dari sejumlah Program Food Estate milik Direktorat Jenderal SDA kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Setelah selesai, keberadaan food estate ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono mengatakan, pengembangan food estate di Kalimantan Tengah ditujukan untuk tanaman padi di lahan alvulial dengan luas 165.000 hektar.
Lahan yang dimanfaatkan ini merupakan lahan bekas Pengembangan Lahan Gambut (PLG).
“Tahap rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi akan difokuskan di Blok A, khususnya di zona A1 dan A5 sekitar 2.000 hektar, guna memastikan saluran primer dan sekunder dapat mengalirkan air dengan baik," tuntas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.