SENIN subuh, hati saya terhentak, menerawang kosong menyusuri kembali lorong-lorong sepi ruang Intensive Care Unit (ICU), dan ruang isolasi sambil menangis.
Sebagai penyintas, kepergian seorang panutan melalui pergulatan dengan virus Covid-19 membuat saya menyadari kebesaran Yang Maha Agung.
Ketika jendela di seberang itu terkuak dan membukakan pandangan di sana untuk kita, maka semua purna sudah jejak langkahnya.
Nun di seberang sana pernah kulihat ada nuansa bahagia yang begitu tenang, mengalunkan puja puji dan mengisi relung-relung jiwa ini dengan kesejukan luar biasa.
Dunia perencanaan Indonesia sangat terpukul.
Dunia perencanaan Indonesia kehilangan salah satu putera terbaiknya, Dr. Ir. Aryo Hanggono DEA, Dewan Penasihat Ikatan Ahli Perencanaan (IAP).
Dia seorang perencana senior yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Laut di Kementerian KKP.
Seorang perencana senior Indonesia yang mendedikasi kan hidupnya untuk memajukan perencanaan matra laut yang kini disadari bangsa ini sebagai harta yang teramat berharga dan strategis.
Di tengah intensitas pembahasan UU Cipta Kerja, rumpun integrasi penataan ruang baik laut, darat dan udara menjadi sangat krusial.
Isu ego sektoral dan kepentingan begitu sarat, membuat omnibus law ini bukanlah hal sederhana untuk diselesaikan.
Kalau ada yang seolah meremehkan kompleksitas urusan tata ruang dalam RUU ini, maka mereka salah besar.
Tantangan urbanisasi, semakin mengotanya negara berpenduduk 260-an juta jiwa ini, dengan 80 persen kawasannya adalah laut, membuat mahzab perencanaan kontinen yang selama ini dianut oleh sebagian besar birokrat kita harus berubah.
Kredibiltas dan kepastian hukum kegiataan eksploitasi maupun inveatasi di laut, perlu sinkronisasi dengan matra darat dan udara. Dengan demikian, utuhlah ruang hidup dan berusaha warga kita.
Dirjen Aryo menjadi garda terdepan, bukan saja untuk memberikan pijakan-pijakan sains dan rasional atas pilihan politis negara mengatur ruangnya.
Tapi dia juga harapan bagi para pegiat dan profesi perencanaan, untuk membalikan pemikiran pro darat menjadi integratif.
Matra laut menjadi strategis dan logis sekaligus, dengan analisis yang runut khas alumni Planologi ITB 1983 ini.
Sejak mengenalnya di bangku kuliah, si ganteng Aryo, mahasiswa termuda di angkatan kami, jelas adalah salah satu yang paling menonjol.
Sejak awal kami sekelas intens dalam studio-studio perencanaan, teman-teman sekelas sudah menyadari kelebihannya.
Kami sangat yakin intelektualitasnya yang luar biasa akan berkiprah penting bagi bangsa ini.
Perjalanan mengasah ilmu dan profesi yang sejak master dan doktoral di universitas terkemuka di Perancis, tanpa henti seiring dan sejalan dengan hobinya bermusik.
Ketika kami serumah, ritual kongkow sambil bermusik dan menyanyi, menjadi menu dasar bujangan-bujangan Bandung yang mulai meniti menasuki dunia karir di ibukota.
Ah, musikalitasmu memang pertanda inteletualitasmu.
Dengan modal doktoral di bidang Remote Sensing dan Satelite Imaging, si ganteng menjadi perencana senior Indonesia terdepan dalam memajukan pemikiran matra laut.
Sejak berdirinya KKP, kiprahnya senantiasa mewarnai dunia kelautan kita.
Secara pribadi, intelektualitas terus berkembang seiring karirnya, dikombinasikan dengan jiwa entrepreneurial yang mengemuka, membuat Aryo terdepan dalam pemikiran.
Tidak bisa dimungkiri, selangkah lebih dulu dalam pemikiran adalah ciri khas pak Dirjen. Dia bahkan sudah bisa membayangkan kejayaan kementeriaannya, sejak sebelum resmi berdiri.
Dan keyakinan itu terus dikobarkan secara konsisten. Bimbingan beliau, sebagai Dewan Penasihat pada IAP, memberikan contoh peran pembimbing pemerintah pada profesi penting perencana.
Inilah contoh jiwa birokrat yang mumpuni, yang menjadi panutan. Bagi Aryo, riset dan intelektualitas, adalah kombinasi yahud untuk menuntaskan masalah bangsa. Jasamu akan dikenang abadi.
Kini, perjalanan panjang integrasi ruang nusantara terasa lebih panjang dan harus berlanjut, di pundak ponggawa-ponggawa di berbagai kementerian.
Saya yakin jejak langkah Aryo punya arti signifikan dalam memantapkan pentingnya matra laut dalam menciptakan kepastian hukum ruang di Indonesia.
Perjuangan masih panjang. Kami akan terus lanjutkan bro. Seperti lagu Chrisye yang kita selalu dendangkan....
"Kala malam tiada berbintang
Kutermenung menatap alam
Hening sunyi sangat mencekam
Kepasrahanku semakin dalam.
Kehidupan di alam semesta
Mengangumkan dan luar biasa
Semakin ku rasa keagungan ini
Karya cipta Mu Tuhan."
Rest well brother. You are in good Hands now. Sampai jumpa lagi di seberang jendela, kamu iringi aku menyanyi lagi, kita bermusik lagi.
Jakarta 28 September 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.