KOMPAS.com - Kota Sydney di Australia resmi memanfaatkan 100 persen energi terbarukan (renewable energy) mulai (1/7/2020) waktu setempat.
Dengan sepenuhnya mengambil langkah tersebut, Sydney berharap dapat mengurangi emisi karbondioksida (CO2) secara tahunan sebanyak 20.000 ton.
Kebijakan tersebut diambil karena dapat menghemat sekitar 500.000 dollar Australia atau setara Rp 4,9 miliar per tahun pada dekade berikutnya.
Jadi, kebutuhan energi listrik di kota itu dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Sydney, merupakan salah satu kota penting yang sarat dengan pusat bisnis dan dihuni sekitar 250.000 penduduk.
Dengan demikian, penduduk di kota Sydney akan menggunakan energi terbarukan, mulai dari lampu jalan hingga ke balai kota.
Kesepakatan dalam mengimplementasikan energi terbarukan ini terlaksana atas kerja sama Pemerintah Kota dengan perusahaan ritel listrik, Flow Power.
Kesepakatan tersebut merupakan langkah besar bagi Australia dengan alokasi anggaran sebesar 60 juta dollar Australia atau senilai Rp 598 miliar.
Baca juga: Signify Terpilih sebagai Produk Penerangan Jalan Pintar Terbaik
Selain itu, energi terbarukan akan membantu Australia mencapai tonggak sejarah berikutnya yaitu mengurangi 70 persen tingkat emisi karbondioksida pada tahun 2030.
Perubahan tersebut juga ditujukan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan, terutama untuk warga yang terkena dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat Pandemi Covid-19.
“Kota-kota semestinya bertanggung jawab atas 70 persen emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Jadi, ini sangat penting bagi kita untuk mengambil tindakan iklim yang efektif dan berbasis bukti,” kata Wali Kota Sydney Clover Moore seperti dikutip dari The Rising, Senin (6/7/2020).
Pada pertengahan 2021, Sydney juga berencana untuk menerapkan sebanyak 7.800 panel surya di jalan.
Dalam hal ini, Sydney telah bermitra dengan perusahaan distribusi listrik untuk pembuat lampu jalan LED, Ausgrid.
Langkah ini akan membantu kota menghemat lebih dari 1 juta dollar AS atau sekitar R 10,1 miliar dalam biaya energi dan pemeliharaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.