Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Minat Baca, dan 5 Karya Microlibrary SHAU Achitects

Kompas.com - 04/04/2020, 14:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatkan minat baca tak hanya melalui pendidikan, arsitektur bisa diguanakan untuk mewujudkannya.

Seperti yang dilakukan SHAU Architects lewat rancangan-rancangan perpustakaan mininya.

"Saat ini ada lima microlibrary yang sudah terbangun," tutur salah satu pendiri SHAU, Florian Heinzelmann kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Salah satunya adalah Microlibrary Warak Kayu yang didirikan di Kota Semarang. Perpustakaan mini ini merupakan proyek kelima dari seri Microlibrary rancangan SHAU Architects.

Sebelumnya, SHAU telah merancang empat buah perpustakaan mini lainnya. Pertama adalah Microlibrary Bima.

Baca juga: Bermain dan Belajar di Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Mini Semarang

Bangunan seluas 159,8 meter persegi ini didirikan di Bandung dan telah menarik perhatian dunia karena desainnya.

Tim tersebut memanfaatkan bahan-bahan daur ulang, termasuk 2.000 ember plastik yang digunakan untuk membangun dinding perpustakaan.

Microlibrary BandungSandy Pirouzi/Archdaily Microlibrary Bandung
Rancangan desain itu diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan masyarakat. Keunikan lainnya adalah, dinding perpustakaan ini membentuk kode biner.

Bagian bawah ember menandakan angka satu, sementara ujung lainnya mewakili angka nol.

Baca juga: Perpustakaan Kelurahan di Bandung, Terbaik Sedunia

Keseluruhan kode tersebut membentuk kalimat peribahasa "Buku adalah jendela dunia".
Penataan ember sendiri juga dilakukan dengan cerdas.

Ember-ember tersebut ditempatkan di antara tulangan baja vertikal yang berfungsi mengusir air hujan.

Karena desain uniknya, Microlibrary Bima menyabet gelar terbaik di ajang Architizer A+ Awards. Tak hanya itu, bangunan ini dinominasikan dalam ajang penghargaan Aga Khan Awards 2019.

Direktur Penghargaan Farrokh Derkhshani menuturkan, Microlibrary Bima bertujuan membantu memerangi tingkat melek huruf Indonesia yang rendah melalui serangkaian fasilitas membaca yang murah dan sadar lingkungan.

Selain Microlibrary Bima ada pula Microlibrary Taman Lansia yang didesain dengan bentuk apung yang sederhana dan terbuat dari beton.

Di dalamnya terdapat beberapa ruangan yaitu mushala, kios, toilet umum, perpustakaan umum, dan beranda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com