JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Tumbang Samba yang menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum, Kecamatan Katingan Tengah, Provinsi Kalimantan Tengah.
Progres pekerjaan saat ini sudah mencapai 99 persen dan diharapkan pada akhir Maret pengerjaannya tuntas.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap Jembatan Tumbang Samba dapat menggerakkan kegiatan ekonomi di daerah sekitar, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
“Semakin terhubungnya Lintas Tengah Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik,” ujar Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (29/3/2020).
Sementara itu, menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Ditjen Bina Marga Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, pembangunan Jembatan Tumbang Samba bertujuan untuk membuka kawasan terisolasi di Utara Katingan.
Serta, melengkapi struktur jaringan jalan nasional dari Kalimantan Tengah menuju Kalimantan Barat dan sebaliknya.
Kehadiran jembatan tersebut sejauh ini mendapat respon positif dari masyarakat Kalteng. Karena, mempermudah pergerakan masyarakat dari bagian hulu atau Utara Kabupaten Katingan ke Pasar Tumbang Samba hingga ke batas Kalimantan Barat.
Baca juga: Proyek Jembatan Tumbang Samba Telan Rp 285 Miliar
Sementara untuk uji beban jembatan telah dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Maret 2020 lalu.
Sebagai informasi, Jembatan Tumbang Samba dibangun sejak tahun 2016 dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp 298 miliar.
Pekerjaan konstruksi jembatan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya (Persero)Tbk yang juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan dengan Konsultan Supervisi PT. Perentjana Djaja yang juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan tersebut.
Jembatan dengan panjang total 843,2 meter ini menjadi yang terpanjang di Provinsi Kalimantan Tengah dan dilengkapi dengan jembatan penghubung serta jalan pendekat pada kedua sisi.
Jembatan tersebut nantinya dimanfaatkan oleh lalu lintas kendaraan dari berbagai daerah. Sehingga, masyarakat tak perlu menggunakan jasa kapal fery untuk menyeberangi Sungai Katingan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.