JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan Manado-Danowudu bisa ditempuh melalui Tol Manado-Bitung (Mabit) pada April 2020 mendatang.
Hal ini menyusul pembangunan fisik yang telah mencapai 81 persen dan pembebasan lahan 98,56 persen dari total jalan tol sepanjang 39,9 kilometer.
“Saya harap April 2020 ini Tol Mabit sudah bisa beroperasi sepanjang 26 kilometer dari Manado hingga Danowudu,” ujar Basuki saat meninjau proyek Tol Mabit pada Minggu (1/3/2020).
Baca juga: Dibuka 2020, Begini Kondisi Terbaru Tol Manado-Bitung
Tol Mabit merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) yang ditujuan untuk mengurangi biaya logistik dari Pelabuhan Internasional Bitung.
Keberadaan tol ini juga akan mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.
Tak hanya terkoneksi dengan pelabuhan, KEK Bitung dan Tanjung Pulisan-Likupang, melainkan juga sebagai pendukung kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Manado–Bitung–Likupang, termasuk akses ke Pulau Lembeh.
Sedangkan Seksi 2 Airmadidi-Bitung sepanjang 25 kilometer dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasa Marga Manado Bitung.
Seksi 2 ini meliputi Seksi 2A Airmadidi–Danowudu (11,5 kilometer) dengan perkembangan 98,17 persen dan Seksi 2B Danowudo-Bitung (13,5 kilometer) dengan progres 45,28 perse.
BUJT melengkapi jalan bebas hambatan ini dengan lima Simpang Susun (SS) yaitu, SS Manado SS Air Madidi, SS Kauditan, SS Danowudu dan SS Bitung.
Total kebutuhan anggaran pembangunan Tol Mabit senilai Rp 6,17 triliun. Rinciannya, Seksi 1 melalui pendanaan pemerintah sebesar Rp 3 triliun dan investasi BUJT untuk Seksi 2 sejumlah Rp 3,17 triliun.
Kehadiran tol ini akan memangkas waktu tempuh Manado-Bitung dan sebaliknya dari sekitar 90 menit, menjadi 30 menit.
Selain itu, juga dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalan arteri yang sudah mulai mengalami kepadatan arus kendaraan.
Mata air Aerujang adalah situs budaya sekaligus berfungsi memasok kebutuhan air bersih di Kota Bitung.