Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Merosot, Tingkat Hunian Hotel di Jakarta Hanya 60,5 Persen

Kompas.com - 18/02/2020, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com - Kendati perhotelan dipandang sebagai bisnis sektor properti di Jakarta yang paling stabil, namun kenyataannya tingkat hunian kamar rata-rata terus merosot ke angka 60,5 persen.

Demikian hasil riset Hotel Investment Strategies LLC yang dikutip Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

Founder and CEO Hotel Investment Strategies LLC Ross Woods mengungkapkan, kinerja hotel-hotel berbintang di Jakarta sepanjang 2019 mencatat tingkat hunian kamar rata-rata 60,5 persen.

Angka ini lebih rendah 6,3 poin persen dibanding pencapaian tahun 2018 yang merupakan tahun terbaik keempat untuk tingkat hunian kamar dalam 31 tahun.

Baca juga: Tahun Ini, Jakarta Tambah 2.103 Kamar Hotel Baru

"Itu pun masih kalah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni tahun 1989, 1990 dan 1991 dengan tingkat hunian kamar tahunan masing-masing 79,4 persen, 77,7 persen dan 69,5 persen," tutur Ross.

Dia melanjutkan, sejak tahun 1989, rata-rata tingkat hunian kamar berkisar antara 38,1 persen pada tahun 1999 hingga 79,4 persen pada tahun 1989.

Ada pun kinerja terbaik berdasarkan kategori hotel berbintang sepanjang 2019 dipegang hotel bintang dua dengan tingkat hunian kamar rata-rata 65,7 persen.

"Angka ini anjlok 13,1 persen dibanding pencapaian tahun 2018," sebut Ross.

Selanjutnya berturut-turut di posisi kedua, hotel bintang tiga dengan okupansi 64,2 persen atau turun 13,9 persen, hotel bintang 4 dengan okupansi 58,5 persen atau merosot 0,2 persen.

Kemudian hotel bintang satu dengan okupansi 55,8 persen atau melorot 2,1 persen, dan hotel bintang lima di peringkat akhir dengan catatan hunian kamar rata-rata 55 persen, atau turun 3 persen.

Baca juga: Perhotelan, Bisnis Properti Paling Stabil

Hal ini dibenarkan Senior Director Ciputra Group Artadinata Djangkar. Menurutnya, okupansi kamar rata-rata Raffles Hotel Jakarta pada 2019 sebesar 56 persen.

"Hotel lebih volatile karena okupansinya harian. Berbeda dengan office yang lebih stabil karena penyewanya jangka panjang," kata Arta.

Kontribusi turis domestik

Jumlah turis mancanegara yang tiba di Jakarta melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma turun 13,5 persen pada 2019 menjadi 2,4 juta orang dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,8 juta orang.

Menurut Ross, selama periode 2005-2019, kedatangan wisatawan asing meningkat dari 1,2 juta menjadi 2,4 juta, dengan compound annual growth rate (CAGR) 5 persen.

Berdasarkan model peramalan univariat jangka pendek Box Jenkins, Ross memperkirakan penurunan lebih lanjut turis asing sebesar 14 persen menjadi 2,1 juta pada tahun 2020 ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau