BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Jababeka

Tahun Tikus Logam, Siap-siap Berinvestasi di Kawasan Timur Jakarta

Kompas.com - 12/02/2020, 22:09 WIB
Kurniasih Budi,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

CIKARANG, KOMPAS.com - Melakukan perjalanan dari Jakarta ke Kota Jababeka yang berada di kawasan timur Jakarta ternyata tak memakan waktu lama.

Pengalaman itu dituturkan Menteri Pariwisata Indonesia peride 2014-2019, Arief Yahya, saat business gathering Jababeka Group yang digelar bersamaan dengan perayaan tahun baru Imlek 2020.

“Perjalanan dari rumah sampai ke Jababeka hanya butuh 45 menit. Makanya, saya datang lebih cepat di sini,” kata Arief di hadapan lebih dari 180 orang peserta business gathering di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Selasa (11/2/2020).

Mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk itu datang dari Jakarta dengan kendaraan mobil menempuh perjalanan melalui akses tol untuk bisa bergabung dengan para pebisnis di situ. Para pelaku usaha tersebut memang tengah ancang-ancang mencari peluang memasuki tahun tikus logam ini.

Arief menilai, Jababeka yang berada di tengah koridor timur Jakarta sangat strategis. Tak hanya cepat dijangkau dari ibu kota negara, Jababeka pun mudah dijangkau dari ibu kota Jawa Barat yakni Kota Bandung.

Berbagai akses tak ayal mempermudah konektivitas sejumlah kota besar dengan Jababeka yang saat ini memiliki 3 akses tol langsung, jalan tol layang Jakarta-Cikampek, serta stasiun dan jalur Commuter Line. Bahkan, jalan tol JORR II yang bakal rampung pada 2020 juga bisa ditempuh untuk menuju Jababeka.

Dalam beberapa waktu mendatang, layanan kereta cepat Jakarta-Bandung, LRT Jakarta-Cikarang, MRT fase III Jakarta-Balaraja, Double Double Track (DDT) Commuter Line, dan Pelabuhan Patimban akan mendongkrak nilai strategis Jababeka. Apalagi, Jababeka bisa diakses dari Bandara Internasional Kertajati yang telah beroperasi pada Juli 2019 lalu.

Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya (kedua dari kiri), Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansyah, dan Presiden Direktur Jababeka Residence Sutedja S. Darmono saat business gathering sekaligus perayaan tahun baru Imlek Jababeka di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Selasa (11/2/2020).Dok. Jababeka Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya (kedua dari kiri), Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansyah, dan Presiden Direktur Jababeka Residence Sutedja S. Darmono saat business gathering sekaligus perayaan tahun baru Imlek Jababeka di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Selasa (11/2/2020).

Presiden Direktur Jababeka Residence, Sutedja S. Darmono, mengatakan Kota Jababeka telah menyiapkan konsep dan tata kota berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Konsep tata kota tersebut akan mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal yang terintegrasi dengan seluruh kawasan di Jababeka.

“Ke depannya, 5 sampai 10 tahun lagi, akan ada banyak moda transportasi. Ada MRT, LRT, kereta cepat, tol layang Cikampek sudah jadi. Lalu lintas dari Jakarta ke mari akan sangat lancar,” ujarnya.

Oleh karena itu, berbagai peluang bisnis baru akan terbuka di Kota Jababeka.

“Dulu, orang mengira daerah ini hanya kawasan industri, ternyata sekarang ini tidak lagi. Bukan tidak mungkin nantinya Jababeka dan kawasan timur Jakarta menjadi seperti Shenzhen di China,” katanya.

Pusat wisata kuliner dan belanja

Arief Yahya menambahkan, Kota Jababeka yang berada tepat di tengah koridor timur Jakarta dapat menjadi lokasi yang tepat untuk mengembangkan pariwisata belanja dan kuliner yang terus menjadi tren di masa depan.

Tren wisata kuliner dan belanja tak boleh dipandang sebelah mata. Hingga kini, wisata kuliner dan belanja belum tergarap optimal padahal ceruk tersebut potensial mendatangkan cuan.

Dalam data MasterCard Global Shopping Destination Cities Indexes 2019 yang dirangkum forbes.com, sejumlah kota di Asia Tenggara masuk kategori 10 destinasi wisata dengan pengeluaran turis tertinggi di dunia.

Adapun ketiga destinasi tersebut adalah Bangkok dengan pengeluaran turis 20,03 miliar
dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar 184 dollar AS per hari, Singapura dengan pengeluaran turis 16,56 miliar dollar AS atau sekitar 272 dollar AS per hari. Ada juga Phuket di Thailand dengan pengeluaran turis 12,01 miliar dollar AS atau 247 dollar AS per hari.

Indonesia memang belum masuk ke dalam daftar 10 besar tersebut. Namun demikian, 60 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia karena faktor budaya, 35 persen karena faktor alam, dan sisanya karena faktor hasil karya manusia.

Nah, wisata kuliner masuk ke dalam kategori budaya tersebut. Tercatat, 41,69 persen turis datang karena kuliner. Tak main-main, 45 persen pengeluaran traveler selama berwisata untuk food and beverage.

Sebagai informasi, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara untuk kebutuhan itu mencapai 400 dollar AS atau sekitar 30 persen dari total pengeluaran sebesar 1.200 dollar AS per wisatawan asing dalam satu kali kunjungan.

Bahkan, pada 2016 lalu, wisata kuliner berkontribusi sekitar Rp 150 triliun terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional.

Menteri Pariwisata Indonesia periode 2014-2019, Arief Yahya, mengatakan kontribusi wisata kuliner dan belanja terhadap ekonomi kreatif di Indonesia pada 2017 mencapai 75, 54 persen. Dalam porsi itu, bidang kuliner menyumbang 41,69 persen dengan nilai Rp 355, 3 triliun.

Berangkat dari situ, Arif berpendapat Jababeka perlu memiliki premium factory outlet kelas dunia yang dilengkapi dengan atraksi unik. Tak kalah penting, adanya sentra kuliner terpadu dengan cita rasa internasional.

PT Kawan Lama Sejahtera Group meresmikan Living Plaza di Jababeka pada 24 Oktober 2019 dan melakukan pembukaan pada 29 November 2019 di Kota Jababeka.Dok Jababeka Residence PT Kawan Lama Sejahtera Group meresmikan Living Plaza di Jababeka pada 24 Oktober 2019 dan melakukan pembukaan pada 29 November 2019 di Kota Jababeka.

Rencananya, Plaza Indonesia akan membangun premium factory outlet di Kota Jababeka. Aeon pun dikabarkan bakal segera dibangun di kota tersebut.

Menurut Arief, letak Kota Jababeka yang strategis mestinya mampu menjadi daya tarik warga Jakarta yang bepergian ke Bandung.

Setiap bulannya, kata Arief, ribuan orang Jakarta berwisata ke Bandung. Dengan rata-rata pendapatan 20.000 dollar AS, warga Jakarta dinilai memiliki daya beli yang cukup tinggi.

“Pendapatan orang Jakarta itu 6 kali lipat rata-rata pendapatan orang Indonesia. Dengan kedekatan jarak Jakarta dengan Jababeka yang mampu ditempuh dalam waktu 45 menit, maka orang Jakarta akan mampir ke Jababeka kalau ada premium factory outlet dengan atraksi yang menarik,” ucap Arief.

Keberadaan premium factory outlet kelas dunia yang akan dibangun di Kota Jababeka membuka peluang besar bagi pengusaha sektor ritel.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah, mengatakan perkembangan kawasan timur Jakarta yang amat pesat menjadi magnet bagi perkembangan bisnis di Indonesia.

Dengan beragamnya akses menuju Jababeka dari berbagai kota besar di sekitarnya, imbuh dia, membuka peluang bisnis yang luar biasa.

“Banyak opportunity di kawasan timur Jakarta. Ini adalah kesempatan bagi kami,” katanya.

Selain itu, wisata kuliner dan belanja sudah mulai berkembang di kawasan timur Jakarta. Tak hanya di dalam mal, ia melanjutkan, bisnis kuliner pun saat ini berkembang pesat di luar ruangan sesuai dengan tren milenial yang hobi nongkrong.

Kota masa depan

Hingga awal 2020, Kota Jababeka telah dilengkapi dengan sederet kawasan komersial strategis baru, seperti Rodeo Drive dan Hollywood Boulevard yang berada di kawasan Movieland Jababeka, serta Sudirman Boulevard yang tepat berada di jalan utama Jababeka.

Pusat perbelanjaan dan gaya hidup di Kota Jababeka kini semakin lengkap dengan kehadiran Mall Living Plaza Jababeka dan Hollywood Junction Jababeka yang telah hadir sebelumnya.

Seluruh kawasan komersial tersebut kini telah dipenuhi dengan lebih dari 200 perusahaan ternama yang bergerak di bidang kuliner, perbankan, otomotif, retail, dan hiburan.

Selain itu, Jababeka Residence pun telah sukses merilis kawasan bisnis premium, yakni Ginza Business Loft yang saat ini telah terjual 75 persen.

Monroe apartement di Kota JababekaDok. Jababeka Monroe apartement di Kota Jababeka

Sederet brand ternama, seperti All Fresh, Restoran Seafood Wiro Sableng, dan Premium Car Showroom telah ada di Jababeka.

Ada juga kawasan Sport City Jababeka yang turut menghadirkan kawasan komersial baru (Ruko Sevilla dan Ruko Monaco) yang dekat dengan jalur pantura.

Perkembangan industri di Kota Jababeka telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Saat ini, kawasan industri Jababeka telah memasuki pengembangan fase 8 dengan lebih dari 2.000 perusahaan di dalamnya.

Beragam fasilitas kota modern yang tidak hanya dapat menunjang kehidupan, namun juga dapat menopang berkembangnya bisnis dan industri di Kota Jababeka.

Mulai dari pembangkit listrik mandiri yang mampu menyuplai 1.000 MW, Waste Water Treatment Plant & Water Treatment Plant yang mampu mengolah limbah dan memberikan air bersih hingga 72.600 meter kubik per hari.

Ada juga Cikarang Dry Port sebagai pusat solusi logistik. Selain itu, tersedia jaringan serat optik (fiber optic) berkecepatan tinggi, keamanan 24 jam, hingga Heli Commuter.

Sementara itu, untuk urusan perizinan usaha yang menjadi salah satu “cost of doing business” dan kendala bagi sebagian pelaku bisnis dapat dipermudah dengan kehadiran layanan J-FAST dari Jababeka.

Setiap hari, jutaan orang berada di Kota Jababeka. Beragam aktivitas ekonomi di kota tersebut mampu menyerap sekitar 1 juta tenaga kerja, baik yang tinggal di Jababeka maupun di luar kota.

Kota Jababeka siap menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di IndonesiaDok. Jababeka Kota Jababeka siap menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Dengan berbagai fasilitas dan manfaat aktivitas ekonomi tersebut, Arief menilai Jababeka layak untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Secara de facto Kota Jababeka ini KEK, tapi de jure belum. Saya sarankan ini menjadi KEK agar pengurusan perijinan tidak berbelit-belit bagi investor, bisa menikmati insentif fiskal, dan berbagai infrastruktur nanti akan datang sendiri kalau jadi KEK,” paparnya.

Jababeka Group memang telah berpengalaman mengelola KEK, seperti Tanjung Lesung, Morotai, dan Kendal Industrial Park. Berangkat dari situ, Jababeka berniat serius untuk menjadi pusat ekonomi baru di kawasan timur Jakarta.

Sutedja menambahkan, sejumlah developer besar berkomitmen bekerja sama untuk membangun mega koridor timur.

Dengan kerja sama itu, nantinya kota-kota modern yang dibangun para developer akan saling terhubung satu sama agar mampu berkembang signifikan.

Pembangunan terintegrasi itu akan dimulai dari Jakarta Timur, Bekasi, Tambun, Cikarang, Karawang, bahkan bisa sampai ke Kertajati.

“Banyak pembangunan infrastruktur yang dipercepat ke arah koridor timur, tentunya ini bisa menjadi peluang baru yang harus segera kami tangkap. Inilah momen yang tepat untuk membidik Kota Jababeka sebagai destinasi investasi di kawasan timur Jakarta,” katanya.

 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com