KOMPAS.com - Merebaknya virus Corona di kota Wuhan, China, memaksa para karyawan bekerja di rumah.
Melansir Bloomberg, virus Corona telah membuat pabrik, toko, hotel, dan restoran tutup secara bersamaan.
Kepadatan lalu lintas juga menurun drastis, dan pusat-pusat aktivitas kosong dan mengubah wajah kota menjadi kota "hantu".
Untuk menyiasati agar bisnis terus berputar, sejumlah perusahaan berusaha mencari cara untuk tetap beroperasi melalui dunia virtual.
"Ini adalah kesempatan baik bagi kami untuk menguji para karyawan bekerja dari rumah," kata Direktur Pelaksana Reprise Digital Alvin Foo.
Baca juga: VIDEO: Luar Biasa, Detik-detik China Tuntaskan RS Corona 8 Hari
Menurut Alvin, hal tersebut sangatlah tak mudah mengingat bisnis yang ia jalankan tersebut menuntut para karyawannya berinteraksi satu sama lain.
Sehingga, adanya virus Corona membuat para karyawannya berinteraksi menggunakan panggilan telepon maupun video call.
Saat ini, sebagian besar orang China masih berlibur untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Namun, jika beberapa perusahaan-perusahaan Cina kembali beroperasi, kemungkinan banyak perusahaan masih membiarkan para karyawannya untuk bekerja di rumah.
Hal tersebut akan menjadikan China sebagai negara dengan percobaan "kerja dari rumah" terbesar di dunia.
Itu artinya, akan ada lebih banyak orang yang mencoba mengatur pertemuan klien dan diskusi kelompok melalui aplikasi videochat atau mendiskusikan perencanaan kerja menggunakan platform perangkat lunak seperti WeChat Work atau Lark-like Lted-Bytedance.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.