JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan Monumen Tugu Pahlawan, bukan pula Patung Sura dan Buaya, melainkan Tunjungan Plaza, yang didapuk warganet sebagai ikon Kota Surabaya, Jawa Timur yang paling popular.
Obrolan warganet yang didominasi kalangan milenial dalam beberapa hari terakhir, menjadi penghibur pada saat laman jejaring sosial Twitter memanas karena isu banjir Jakarta, potensi perang Iran vs Amerika, dan kasus perundungan seksual Reynhard Sinaga.
Baca juga: Ekspansi Tunjungan Plaza, Pakuwon Tanam Rp 1,2 Triliun
Adalah Dewa Sang Nyata yang akrab disapa Hoya, melalui akun Twitter pribadinya @dewahoya mengunggah cuitan tentang lokasi wisata atau tempat pelepas penat:
Orang Surabaya ke Malang/Batu perginya ke
- Jatim Park 1
- Jatim Park 2
- Jatim Park 3
- Museum AngkutOrang Malang/Batu ke Surabaya perginya Ke
- Tunjungan Plaza 1
— Hoya (@dewahoya) January 7, 2020
- Tunjungan Plaza 2
- Tunjungan Plaza 3
- Tunjungan Plaza 4
- Tunjungan Plaza 5
- Tunjungan Plaza 6
Hingga artikel ini ditulis, kicauan Hoya yang diunggah pada Selasa (7/1/2020) tersebut mendapat lebih dari 1.000 respons, dicuit ulang 14.700 kali, dan disukai 29.700 orang.
Tak ada yang menyangsikan kicauan pengusaha mukena lulusan Institut Teknologi Sepuluh November Sepuluh November (ITS) dan Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
Karena faktanya memang banyak yang menjadikan Tunjungan Plaza, yang berada di jantung Kota Surabaya sebagai destinasi wisata sekaligus belanja.
Tak hanya oleh warga Kota Malang seperti disebut Hoya, juga warga Yogyakarta, Semarang, dan kota-kota lainnya di Pulau Jawa saat berkunjung ke Surabaya.
Baca juga: Pakuwon Resmikan Hotel Four Points Kedua di Surabaya
Bagaimana dengan warga Surabaya sendiri? Idem ditto. Pokoknya, mau hari biasa, hari kerja, hari libur, terlebih malam minggu, Tunjungan Plaza dijadikan tujuan utama mengisi waktu.
Entah bersama keluarga, kolega, rekan kerja, kerabat, teman, sahabat, temen dekat, atau teman dekat sekali (pacar).
Namun demikian, Hoya mengingatkan, Tunjungan Plaza yang dibangun oleh PT Pakuwon Jati Tbk ini luas sekali. Saking luasnya ada saja pengunjung yang tersasar.
Seperti yang dialami Ries. Melalui akun pribadinya @ries0810, dia mengatakan sempat tersesat tak tahu arah jalan pulang setelah nonton midnight di salah satu sinema yang berada di Tunjungan Plaza 3.
Nonton midnight di XXI tp 3,pulang2 aku tersesat dan tak tau arah jln pulang ????
— ???????????????????? (@ries0810) January 8, 2020
Bahkan ada pengunjung yang masuk Tunjungan Plaza 1, keluar malah di Tunjungan Plaza 3. Luar biasa, bukan?
Tak heran jika Uhya melalui akun @_belcong berseloroh, bahwa setelah kelar mengunjungi (tawaf) seluruh Tunjungan Plaza 1-6, pulangnya bakal bergelar "haji Tunjungan Plaza".
Pusat belanja ini memang luas. Sejak beroperasi pertama kali pada tahun 1986, hingga saat ini Tunjungan Plaza sudah dibangun enam seri (sexquel), 1-6.
Baca juga: Penutupan Toko Ritel Diprediksi Masih Berlanjut Tahun Ini
Bayangkan, tak ada pusat belanja di mana pun di Indonesia, bahkan juga jagat raya yang mencakup enam seri atau bagian.
Oleh karena itu, Hoya menyertakan pula peta Tunjungan Plaza, agar para pengunjung tidak lagi tersesat, bingung, dan tak tahu arah jalan pulang.
Nih peta Tunjungan Plaza biar gak pada bingung. Contohnya yang sering terjadi adalah masuk di TP 1 malah keluar di TP 3. pic.twitter.com/Z04GbxTnbB
— Hoya (@dewahoya) January 7, 2020
Peta lebih spesifik diunggah oleh Achmad Sulthon melalui akun @daimyosama. Dia menunjukkan peta Tunjungan Plaza 1-6 lengkap per lantai dan nama tenant.
FYI, kalo di googlemap bisa ada map TP per lantai dari LG sampai lantai 5 pic.twitter.com/GwcqddhFuE
— achmad sulthon (@daimyosama) January 8, 2020
Menanggapi kicauan warganet, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk Alexander Stefanus Ridwan membenarkan, Tunjungan Plaza 1-6 memang telah menjadi destinasi wisata dan belanja sekaligus.
"Orang belum bisa dikatakan ke Surabaya, jika belum singgah di Tunjungan Plaza," kata Stefanus menjawab Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).
Stefanus melanjutkan, Tunjungan Plaza adalah pusat perbelanjaan modern dan superblok pertama di Surabaya.
Total luas bangunannya mencapai 175.000 meter persegi atau 17,5 hektar, dan berisi 600 toko atau tenant.
Fakta ini sekaligus menjadikan Tunjungan Plaza sebagai pusat perbelanjaan terluas kedua di Indonesia.
Belum lagi penyewa jangkar terkenal seperti Informa, Uniqlo, H&M, Cinema XXI dan IMAX, ACE Hardware, Hero Supermarket, serta ratusan toko khusus, Convention Center, dan empat atrium utama.
Masakan internasional dan lokal berskala besar juga ada. Termasuk Toby's Estate, Mr. Fox, Liberica, Pasarame, Seigo, dan Djournal Coffee.
Selain itu, terdapat juga Dior, Rias Selamanya, Gioi, Saladstop!, Max Fashion, dan Garmin baru-baru ini.
Dalam waktu dekat, merek ternama seperti Hermes dan Chanel juga akan menjadi bagian dari Tunjungan Plaza.
Pendek kata, di mal ini, semua kebutuhan warga, pengunjung, turis domestik dan mancanegara, tersedia. Mulai dari kelas menengah hingga mewah, ada di sini.
Karena itu, tak heran jika jumlah pengunjung yang datang ke Tunjungan Plaza 1-6 bisa mencapai 150.000 hingga 200.000 orang per hari dan saat akhir pekan.
Kendati terhitung luas, namun tahukah Anda bahwa Tunjungan Plaza bukanlah mal terbesar di Surabaya, bahkan Indonesia.
Baca juga: Tahukah Anda, Mal Terluas Se-Indonesia Ada di Surabaya?
Mal terbesar justru Pakuwon Mall Surabaya yang meliputi 180.000 meter persegi atau 18 hektar.
"Dengan NLA seluas ini, menjadikannya sebagai mal terbesar dan terluas di Indonesia," kata Stefanus menjawab Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).
Pakuwon Mall Surabaya berlokasi di Surabaya Barat, dan merupakan pusat perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi.
Warga mengenal mal ini sebagai Pakuwon Supermall. Predikat "super" dilekatkan karena selain sangat luas, juga pada awal dibangun tahun 2003, nama yang digunakan adalah Pakuwon Supermall.
Pakuwon Mall Surabaya merupakan bagian dari kawasan Pakuwon Mall Superblok seluas 30 hektar yang diirancang konsultan arsitektur kelas dunia, DP Architect Singapore.
Pada Februari 2017, Pakuwon Mall secara resmi dibuka sebagai pusat perbelanjaan internasional.
Bukan tanpa alasan, karena banyak peritel asal mancanegara yang membuka gerainya di sini.
Sebut saja Sogo Department Store, Lotte Mart, H&M, Uniqlo, Marks & Spencer, Hush Puppies, Starbucks, dan lain-lain.
Surabaya memang belum tergoyahkan di posisi kedua sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.
Hal ini karena posisinya demikian strategis, serta potensi pasar dengan pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 6,20 persen dan 2019 diprediksi sekitar 5-6 persen.
Posisi strategis dan positifnya pertumbuhan ekonomi ini menstimulasi para investor dan pengembang untuk membangun pusat belanja.
Tahun 2020 ini, menurut data Colliers International Indonesia, akan ada tambahan tiga pusat perbelanjaan dengan total luas mencapai 80.000 meter persegi.
Sementara pada tahun 2019 lalu, hanya satu pusat perbelanjaan yang beroperasi. Kendati begitu, tambahan pusat belanja ini membuat pasokan ruang ritel sebesar 3,6 persen dengan luas kumulatif mencapai 1,13 juta meter persegi.
"Dari total luas tersebut, 70 persen di antaranya merupakan pusat perbelanjaan sewa," kata Senior Director of Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto.
Menariknya, kinerja pusat belanja di Surabaya relatif stabil. Hal ini didorong tingginya permintaan untuk pusat belanja kelas menengah atas yang berasal dari toko-toko daring, food and beverage, serta hobi, dan entertainment.
Tentu saja, tingginya permintaan akan berdampak pada kenaikan harga sewa yang saat ini berada pada angka rata-rata Rp 350.000 per meter persegi per bulan dengan tingkat hunian 75 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.