Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Properti Orang Terkaya Indonesia (II)

Kompas.com - 09/12/2019, 17:06 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan mengenai daftar orang terkaya selalu mendapat perhatian. Tahun ini, Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Dalam daftar itu, Hartono bersaudara, R Budi Hartono dan Michael Hartono masih berada di posisi puncak.

Di luar bisnis rokok, Grup Djarum melakukan diversifikasi bisnis dalam berbagai bidang, seperti perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI), e-commerce, dan bisnis elektronik, dan properti.

Bukan hanya Hartono bersaudara yang melakukan diversifikasi bisnis di sektor properti, beberapa pengusaha juga melakukan langkah serupa.

Sebelumnya, Kompas.com juga mencatat daftar bisnis properti orang terkaya Indonesia yang masuk dalam 10 besar. Daftar tersebut dapat Anda lihat pada tautan berikut.

Baca juga: Bisnis Properti Orang Terkaya Indonesia (I)

Selain nama-nama tersebut, berikut daftar bisnis properti yang dimiliki orang-orang terkaya di republik ini.

Mochtar Riady

Pendiri Lippo Group ini mencatatkan kekayaan sebesar 2,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 29,4 triliun. Peringkat Mochtar Riady sendiri masih tetap sama seperti tahun lalu yakni di urutan ke-12.

Saat ini bisnis Lippo Group meliputi real estate, kesehatan, media, ritel, hingga pendidikan. Khusus properti, asetnya tersebar di Jakarta, Bekasi, Manado, Makassar, Surabaya, Palembang, dan kota-kota lainnya.

Di sektor tersebut, Lippo Group melalui PT Lippo Karawaci Tbk, melakukan diversifikasi usaha yang terintegrasi berupa kota mandiri, hunian rumah dan apartemen, rumah sakit, hotel, mal, serta pengelolaan kawasan industri.

Beberapa proyeknya antara lain Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga di Makassar, Hilland Village di Manado, San Diegi Hills Memorial Park.

Lalu Kemang Village, The St. Moritz Penthouses & Residences, City of Tomorrow, Park View Apartments, Nine Residence, Embarcadero Suites, Lippo Office Tower St Moritz, Lippo Thamrin, Lippo Tower Holland Village.

Kemudian di sektor ritel dan perhotelan, perusahaan mengembangkan jaringan Lippo Malls serta Aryaduta Hotel Group.

Martua Sitorus

Pendiri Wilmar Group Martua Sitorus berada di peringkat 13 daftar orang terkaya Indonesia dengan kekayaan mencapai 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 28 triliun.

Wilmar Group tercatat sebagai salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia pada Juli 2018.

Selain memiliki bisnis di bidang sawit, Martua bersama dengan saudaranya Ganda Sitorus mendirikan Gamaland.

Adapun salah satu proyek properti milik perusahaan ini adalah Gama Tower yang hingga saat ini memegang rekor sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia.

Selain itu, perusahaan juga memiliki sejumlah portofolio properti yang tersebar di Jakarta, Bandung, Bekasi, Cilegon, Medan, Kubu Raya, Bali, dan Pekanbaru.

Putera Sampoerna

Berada satu peringkat di bawah Martua Sitorus, Putera Sampoerna memiliki total kekayaan sebesar 1,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 25,2 triliun.

Melalui Sampoerna Strategic Group, Putera Sampoerna memiliki investasi di bidang pertanian, keuangan, telekomunikasi dan kayu.

Selain itu, di sektor properti, perusahaan ini mengelola kompleks perkantoran Sampoerna Strategic Square.

Peter Sondakh

Forbes mencatat, kekayaan pemimpin Rajawali Corpora tersebut sebesar 1,65 miliar dollar AS ekuivalen Rp 23,1 triliun.

Perusahaan yang ia dirikan saat ini bergerak di berbagai bidang antara lain pertambangan, teknologi, transportasi, perkebunan, dan media.

Selain itu, perusahaan tersebut juga turut bergerak di bidang properti melalui anak usaha Rajawali Property Group.

Perusahaan ini mengembangkan berbagai properti seperti Sheraton Laguna Resort, The Ritz-Carlton Bali, Sheraton Bandung, Four Seasons Jakarta, serta dua hotel berbintang di Malaysia dan Goald Coast, Australia.

Bukan itu saja, saat ini perusahaan sedang mengembangkan Rajawali Palace di Jakarta.

Lebih lanjut, pria 69 tahun tersebut juga membawa brand internasional seperti St Regis ke Bali dan Jakarta.

Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir merupakan CEO dan pemegang saham terbesar di Adaro Energy yang bergerak di bidang ekspor batu bara.

Bahkan perusahaan yang ia pimpin berhasil masuk dalam jajaran eksportir top batu bara di dunia.

Tahun ini, nama Garibaldi masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia di urutan ke-17 dengan total kekayaan mencapai 1,6 miliar dollar AS atau Rp 22,4 triliun.

Di sektor properti, keluarganya memiliki hotel serta apartemen The Capital di kawasan Sudirman.

Ilustrasi gedungSHUTTERSTOCK Ilustrasi gedung
Djoko Susanto

Bos Alfamart tersebut berada di peringkat 20 sebagai orang terkaya di Indonesia. Forbes mencatat nilai kekayannya mencapai 1,5 miliar dollar AS ekuivalen Rp 21 triliun.

Selain mengoperasikan jaringan ritel Alfamart, Djoko juga bergerak di sektor properti melalui AlfaLand Group.

Perusahaan ini mengoperasikan jaringan Omega Hotel Management di berbagai wilayah di Indonesia dengan berbagai merek antara lain Grand Cordela, Cordela, Cordex, Alfa Resort, dan Cordela Inn.

Kemudian, perusahaan juga mengembangkan sektor ritel dengan beberapa proyek antara lain ICT Medan dan kompleks komersial Lodan Centre Business Park.

Husodo Angkosubroto

Husodo merupakan Presiden Direktur Gunung Sewu Kencana yang bergerak di bidang manufaktur, makanan, hingga asuransi.

Dia juga memiliki usaha di bidang properti melalui Farpoint Realty Indonesia. Perusahaan tersebut mencatatkan aset properti eksisting yang dimiliki seperti, apartemen The Verde 1-2, Sequis Center, Sequis Tower.

Selain itu, pria 64 tahun tersebut juga juga mempunyai aset properti lain antara lain Menteng Regency di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dan Kemang Club Villas di Jakarta Selatan.

Kemudian di sektor ritel, perusahaan mengembangkan Plaza Mebel, Harco Pasar Baru, Johar Plaza, dan Revo Town.

Murdaya Poo

Perintis Grup Central Cipta Murdaya (CCM) bergerak di berbagai bidang usaha, antara lain perkebunan, pelapis kayu, hingga pusat konvensi dan eksibisi. Murdaya Poo tercatat memiliki kekayaan 1,15 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,1 triliun.

Di bidang properti, CCM memiliki perkantoran World Trade Center 1-3 serta pusat konvensi dan eksibisi, Jakarta Interntional Expo Kemayoran.

Selain itu, dia juga tercatat memiliki hampir separuh dari total saham di perusahaan properti PT Metropolitan Kentjana.

Irwan Hidayat dan keluarga

Harta kekayaan bos Sido Muncul tersebut tercatat sebesar 1,1 miliar dollar AS ekuivalen Rp 15,4 triliun dan berada di peringkat ke-30.

Selain bergerak di bidang jamu, Irwan juga bergerak di bidang hospitalitas dengan mengakuisisi PT Hotel Candi Baru pada tahun 2002.

Perusahaan ini memiliki beberapa hotel yang tersebar di Semarang dan Yogyakarta seperti Hotel Tentrem dan Hotel Chanti.

Harry Tanoesoedibjo

Nama Harry Tanoesoedibjo masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia, tepatnya di peringkat ke-32 dengan kekayaan 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun.

Pengusaha ini juga bergabung di bisnis properti melalui MNC Land yang membangun resor di Bali dan Jawa Barat. Resor-resor ini nantinya akan dikelola oleh perusahaan Donald Trump. Di bidang perhotelan, perusahaan ini bakal membuka The Park Hyatt Hotel.

Adapun resor eksisting yang dikelola antara lain The Westin Resort Nusa Dua, Bali & Bali International Convention Centre di Nusa Dua, dan Lido Lake Resort.

Selain itu, MNC Land juga menggarap beberapa proyek residensial apartemen One East Penthouse & Residence Luxury Collection di Surabaya serta gedung perkantoran di Kebon Sirih.

Sjamsul Nursalim

Forbes mencatatkan namanya di peringkat ke-33 dengan total kekayaan mencapai 990 juta dollar AS atau Rp 13,87 triliun.

Sjamsul dan keluarganya juga tercatat bergerak di pengembangan properti, investasi properti, serta kepemilikan hotel melalui perusahaan Tuan Sing Holdings Limited.

Melansir Kontan, Tuan Sing dimiliki oleh keluarga Sjamsul Nursalim melalui William Nursalim dan Tan Enk Ee.

Keluarga Hamami

Pengusaha Achmad Hamami berpulang pada usia 90 tahun. Menurut Forbes, keluarga Hamami yang masuk daftar orang terkaya di Indonesia ini memiliki kekayaan 660 juta dollar AS atau senilai Rp 9,2 triliun. Dengan capaian tersebut, Hamami berada di peringkat ke-46.

Keluarga Hamami memiliki imperium bisnis di bidang alat berat, nergi, ritel, teknologi, informasi, pembiayaan, hingga real estat.

Khusus di sektor real estat, Hamami beserta keluarga mendirikan perkantoran Gran Rubina dan Samira Residence melalui PT Triyasa Propertindo (Triyasa) yang berada di bawah naungan Grup MahaDasha.

Gran Rubina I atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Generali Tower at Gran Rubina Business Park adalah proyek perkantoran yang dibangun dengan tinggi 21 lantai. Gedung tersebut merupakan satu dari tiga bangunan yang berada di kompleks perkantoran Gran Rubina Business Park.

Di sektor perhotelan, perusahaan mengoperasikan beberapa hotel dan mal dengan mreka Sadira Plaza dan Fox Harrid Hotel.

Kemudian di bidang residensial, keluarga Hamami mengembangkan brand Samira. Merek tersebut merupakan proyek residensial dari PT Wiyasa Persada, bagian dari Triyasa Propertindo Group. Selain itu, Triyasa juga mengelola aset-aset properti milik PT Tiara Marga Trakindo (TMT).

Iwan Lukminto

Pengusaha Iwan Lukminto turut masuk dalam daftar ini dengan kekayaan mencapai 585 juta dollar AS atau Rp 8,19 triliun. Capaian ini membuat Iwan berhasil mencatatkan namanya di urutan ke-50.

Selain memiliki usaha di bidang tekstil, Iwan tercatat juga memiliki 10 hotel di sekitar Solo, Yogyakarta, dan Bali, termasuk Holiday Inn Express di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com