Masyarakat tampak antusias dalam merawat infrastruktur IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang merupakan bagian dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T).
Saat itu, warga yang kebanyakan kaum perempuan bergotong-royong membuat saringan kotoran di saluran pembuangan dari barang bekas berbahan plastik.
Semua itu dilakukan dengan sukarela dan kesadaran akan pentingnya IPAL di permukiman masyarakat.
Baca juga: Drainase Buruk, 7 Rumah di Dusun Cijeruk Diterjang Banjir Lumpur
Tak heran jika masyarakat ikut terlibat aktif dalam segala proses terkait program Sanimas IsDB, sejak awal hingga berkelanjutan.
Dengan demikian, selain memperbaiki sanitasi lingkungan, secara tidak langsung hadirnya program Sanimas IsDB ini juga memiliki manfaat dari segi sosial masyarakat.
Contohnya, IPAL yang bisa dijadikan tempat bermain, lomba, membaca, pertemuan, kantor sekolah dan lainnya.
Limbahnya juga bisa digunakan untuk budidaya ikan, berkebun sayur mayur dan buah, dan menyiram tanaman.
Baca juga: Atasi Pencemaran Bengawan Solo, Ganjar Beri Waktu Setahun Pelaku Industri Perbaiki Sistem IPAL
Lewat Sanimas IsDB ini juga permasalahan kesehatan akibat kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) dengan sanitasi buruk dapat teratasi dengan menyediakan infrastruktur sanitasi layak.
Kini tidak terlihat lagi perilaku buang air besar sembarangan, baik dibuang ke dalam saluran drainase, kebun pekarangan, ataupun sungai.
Hasilnya, saluran drainase tampak semakin bersih dan kering karena limbah rumah tangga dari dapur dan kamar mandi dialirkan melalui jaringan pipa menuju IPAL.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan