KOMPAS.com – Hidup di lingkungan sehat menjadi dambaan seluruh masyarakat Indonesia.
Sayangnya, masih saja ada daerah yang tidak mampu membangun lingkungan seperti yang diharapkan tersebut.
Drainase yang kotor akibat limbah rumah tangga merupakan salah satu contoh nyata buruknya kondisi lingkungan di beberapa sudut kota dan desa.
Meski masyarakat terlihat sudah terbiasa, namun kondisi lingkungan yang seperti itu berpotensi menimbulkan ancaman berbagai penyakit.
Kondisi itu mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meluncurkan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
Baca juga: Jembatan Rawa Buntu yang Retak Sudah Dilaporkan ke Kementerian PUPR
Dengan menggandeng Islamic Development Bank (IsDB), program itu diharapkan mampu menciptakan kawasan layak huni alias bersih dan sehat, sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Secara bertahap program Sanimas IsDB dikembangkan di 13 provinsi terpilih yakni, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu.
Selanjutnya Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bangka Belitung (Babel), dan DKI Jakarta yang secara keseluruhan terdapat 1.800 titik lokasi kegiatan.
Perlu diketahui, pada awal peluncurannya, Sanimas IsDB sempat mendapat penolakan. Namun, setelah manfaatnya dirasakan, sekarang program ini menjadi ‘dambaan’ masyarakat.
Baca juga: Wapres: Sanitasi yang Baik Berpengaruh ke Kualitas SDM Unggul
Itu terlihat di salah satu lokasi penerapan program Sanimas IsDB, yaitu Lembah Sari, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan