Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djoko Setijowarno
Akademisi

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata

Pemerintah, Jangan Hanya IKN Baru Perhatikan Juga Mahakam Ulu

Kompas.com - 24/11/2019, 19:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bandara Datah Dawai letaknya juga cukup jauh dari ibu kota Kabupaten Mahakam Ulu sekitar 5-6 jam perjalanan menggunakan speedboat.

Keterbatasan layanan penerbangan disebabkan Bandara di Datah Dawai masih bersifat bandara perintis pengumpan dengan daya angkut pesawat yang belum maksimal, yakni hanya mampu membawa 9-10 penumpang.

Di luar itu, untuk transportasi harian, terdapat layanan angkutan pelajar dari Batu Majang ke Ujoh Bilah menggunakan perahu motor. Ada bantuan dua unit mini bus dari DAK Kementerian Pedesaan dan Transmigrasi.

Namun, hingga sekarang belum dapat digunakan, karena akses jalan belum memadai dan halte juga belum terbangun.

Data dari Dinas Bina Marga Kabupaten Mahakam Ulu menyebutkan secara keseluruhan panjang ruas jalan sekitar 737,587 kilometer. Jalan tersebut terdiri dari ruas Jalan Poros Batas Kutai Barat-Mahakam Ulu sampai Ujoh Bilang 145,596 kilometer, ruas Jalan Poros Ujoh Bilang sampai dengan Batas Negara 282,535 kilometer.

Sisanya 309,456 kilometer merupakan jalan lokal dan lingkungan primer serta kolektor primer lainnya. Ruas jalan dengan kondisi baik 46,9 kilometer (6,3 persen), ruas jalan dengan kondisi sedang 19,71 kilometer (2,6 persen).

Sementara ruas jalan yang rusak ringan sampai dengan rusak berat 670,98 kilometer. Sedangkan ruas jalan beraspal hanya 18 kilometer (2,4 persen).

Di samping itu, masih ada jalan sejajar perbatasan Kalimantan yang melintang di Kabupaten Mahakam Ulu. Menurut data Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) per 1 April 2019, ruas Batas Kalbar-Tiong Ohang-Long Pahangai-Long Boh sepanjang 243,34 kilometer.

Kondisi permukaan agregat 128,24 kilometer (52,7 persen) dan tanah 115,10 kilometer (47,3 persen).

Karena cukup banyak aliran sungai, terdapat 11 unit jembatan bailey, 23 unit jembatan dari kayu log dengan kondisi rusak parah, 8 unit jembatan girder, 2 unit jembatan beton, 1 unit jembatan tipe aramco, 11 unit jembatan rangka baja, 2 unit jembatan gantung, dan 1 unit jembatan rangka kayu ulin.

Permasalahan yang kerap terjadi adalah keterbatasan akses layanan transportasi, mengingat moda trasportasi darat dan udara tidak bisa berjalan maksimal. Praktis hanya mengandalkan transportasi sungai.

Itu pun sangat tergantung pada kondisi alam, musim kemarau kekurangan pasokan air sungai, musim hujan menimbullan banjir besar. Belum lagi melewati beberapa riam yang cukup rawan kecelakaan perairan melalui sungai.

Kemudian, mahalnya biaya transportasi, mengingat ongkos transportasi untuk moda sungai atau perairan (speedboat, longboat, kapal ketinting) relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan transportasi darat.

Operasional menggunakan BBM untuk moda air lebih mahal dari transportasi darat. Harga semen bisa mencapai Rp 500.000 per zak.

Berdampak pula pada ekonomi biaya tinggi karena angkutan sembako dan lain-lain masih memanfaatkan transportasi sungai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com