Selain itu, rencana relokasi ibu kota ke Kalimantan Timur akan membuka peluang perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia.
"Misalnya jika dibangun jalan yang menghubungkan Kalimantan Timur dengan negara bagian Sabah dan Sarawak, hal ini tentunya dapat meningkatkan perdagangan antara ibu kota Indonesia yang baru dengan negara-negara bagian Malaysia yang ada di Pulau Kalimantan," terang Nurdin.
Hanya, kendati berbagai peluang besar tersebut digaungkan sejumlah pihak, namun para pelaku bisnis dan industri properti melihatnya lebih realistis.
Hal yang mendapat sorotan tajam dari para pelaku bisnis dan industri properti. Presiden Direktur PT Metropolitan land Tbk (Metland) Thomas J Angfendy mengatakan, yang memainkan peran agresif saat ini adalah spekulan tanah.
"Mereka berlomba-lomba menawarkan tanah dengan harga yang sangat tinggi demi memmperoleh keuntungan secara cepat," kata Thomas.
Karena itulah, bagi Metland, masuk ke Kalimantan Timur pada saat spekulan bermain, bukan keputusan yang bijak.
Metland, menurut Thomas, masih akan menunggu kepastian dan kejelasan pemindahan ibu kota baru, baik dari mekanisme dan skema pembangunan yang melibatkan swasta, payung hukum, mapun pembagian peran.
Demikian halnya dengan PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Pengembang ini tidak akan grasa grusu dan tiba-tiba mengakuisisi lahan di lokasi ibu kota baru.
"Karena pada dasarnya kami sudah memiliki portofolio di Kalimantan Timur yakni Citra Bukit Indah Balikpapan, dan CitraGrand Senyiur Samarinda," ungkap Tulus.
Lagipula, sambung Thomas, potensi-potensi besar yang digaungkan sejumlah pihak, masih bersifat prediktif. Sementara pengembang harus mempersiapkan segala sesuatunya secara terukur.
Termasuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan lahan, jika kelak ekspansi dilakukan di ibu kota baru.
"Untuk saat ini, kami fokus membangun proyek di Pulau Jawa dan Bali, serta pengembangan aerotropolis di Kertajati yang telah dimulai dengan peletakan batu pertama Horison Ultima," tuntas Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.