KOMPAS.com - Untuk sebagian besar orang, punya rumah bertingkat adalah perpanjangan tangan dan pengaruh keinginan dari kebutuhan tempat tinggal. Saat punya dana yang memadai, rumah bertingkat kerap jadi pilihan.
Ukurannya yang luas membuat ketersediaan ruang lebih banyak. Dengan begitu, rumah bertingkat bisa ditinggali lebih dari tiga anggota keluarga.
Dalam keadaan yang lebih darurat, memiliki rumah bertingkat bisa menjadi tempat untuk mengungsi saat terjadi banjir besar.
Namun jangan terlena dengan segala keuntungan dan kepraktisan yang diberikan oleh rumah bertingkat. Tinggal di rumah seperti ini juga punya risiko dan bahayanya tersendiri.
Simak lima bahaya yang mengintai rumah bertingkat berikut ini.
1. Perencanaan Yang Keliru
Mulai dari penyesuaian dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), serta peraturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan yang sudah diatur pemerintah.
Bila hal-hal ini diabaikan, bukan tidak mungkin pondasi dan struktur utama rumah bisa bermasalah dan berakibat runtuhnya bangunan rumah.
Peraturan tersebut dibuat untuk menjaga kekokohan rumah bertingkat yang cenderung lebih rapuh daripada rumah satu tingkat karena adanya penambahan beban di bagian atas.
2. Tertimpa Material Saat Proses Pembangunan
Agar hal ini tidak terjadi, pasang jaring pengaman untuk meminimalisir risiko tertimpa material yang jatuh dari lantai atas.
Instrumen pengaman bukan hanya melindungi para pekerja dari bahaya, tapi juga warga sekitar yang kebetulan lewat di daerah pembangunan.
Kalau sampai tidak dipasang dan memakan korban luka atau bahkan jiwa, urusannya akan panjang karena sanksi yang akan dijatuhkan.