JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak tahu Jembatan Barelang yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Nama Barelang merupakan singkatan dari tiga pulau yang dihubungka jembatan tersebut yakni Batam, Rempang dan Galang.
Namun, tahukah Anda siapa penggagasnya?
Ia adalah Presiden ketiga RI BJ Habibie, yang baru saja meninggal dunia pada usia 83 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Sebagian masyarakat bahkan menyebut jembatan yang telah beroperasi sejak 22 tahun silam ini sebagai Jembatan Habibie.
Kecintaan Habibie pada kawasan ini buka tanpa alasan. Pada 1973, Presiden kedua RI Soeharto secara khusus memintanya untuk mengembangkan wilayah Batam setelah Pertamina tak berhasil melakukannya.
Baca juga: Menguji Ambisi Pollux Habibie Bangun Gedung Tertinggi
Namun sebelum menerima penugasan tersebut, Habibie memberikan syarat kepada Soeharto, bahwasannya konsep pengembangan Batam akan ia ubah. Batam harus dapat mengalahkan Singapura suatu saat.
Saat itu, ia berpikir, bahwa luas Batam yang hanya 75 persen dari luas Singapura, harus ditambah. Oleh karenanya, mantan Kepala Badan Otorita Batam itu memperluas wilayah Batam hingga ke pulau-pulau lain seperti Tonton, Nipah, Rempang, Galang dan Galang Baru, yang kemudian disambungkan dengan Jembatan Balerang.
Jembatan Barelang yang menjadi ikon pariwisata Kota Batam, dibangun dengan anggaran sekitar Rp 400 miliar sejak 1992.
Ratusan insinyur dalam negeri dikerahkan untuk menggarap salah satu proyek mercusuar berteknologi tinggi ini.
Kini setelah beroperasi, wisatawan yang ingin menyusuri jembatan ini dapat menggunakan kendaraan pribadi atau sewa untuk menikmati pemandangan alam di sekitarnya. Cara lainnya yakni dengan menggunakan Damri yang melintasi jembatan tersebut.
Baca juga: Pemerintah Kaji Dokumen Perencanaan Jembatan Batam-Bintan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.