Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota di Kaltim, Posisi Tol Balikpapan-Samarinda Lebih Strategis

Kompas.com - 08/09/2019, 18:34 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kepastian relokasi ibu kota baru dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Provinsi Kalimantan Timur menjadikan posisi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) lebih strategis.

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menyatakan nilai lebih jalan bebas hambatan ini dalam konteks keibukotaan kepada Kompas.com, Minggu (8/9/2019).

"Selain lebih strategis, juga akan lebih banyak manfaatnya bagi masyarakat Kalimantan Timur," kata Desi.

VIDEO: Menjajal Tol Balikpapan-Samarinda, Pertama di Provinsi Ibu Kota


Untuk itu, Desi menegaskan kesiapan Jasa Marga selaku pemegang saham mayoritas konsorsium PT Jasamarga Balikpapan Semarang (JBS) dengan porsi 63,24 persen, mengambil-alih sejumlah segmen pekerjaan Seksi I dan Seksi V yang dibiayai APBD dan APBN.

Pengambilalihan pekerjaan ini dilakukan supaya manfaat dan fungsi Jalan Tol Balsam lebih maksimal jika dioperasikan serentak.

Baca juga: Tol Balsam di Provinsi Ibu Kota Baru Rampung Oktober 2019

Adapun segmen jalan Seksi I dan V yang diambil alih sepanjang 3,8 kilometer. Kondisi di lapangan, kedua seksi ini masih terkendala pengadaan lahan.

Terdapat dua bidang lahan yang belum bebas dengan kondisi lunak, dan sebagian tanah rawa yang tidak stabil sehingga membutuhkan rekayasa engineering.

"Struktur lahan harus di-treatment dulu, contohnya dengan pile slab, termasuk konstrukai untuk jembatan, dan ini ongkosnya mahal," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit.

Tol Balikpapan-SamarindaDokumentasi Jasa Marga Tol Balikpapan-Samarinda
Oleh karena itu, pihaknya telah bicara dengan JBS untuk ikut mengatasi hal ini, dan disambut baik dengan progres positif.

"Ini harus kerja keras untuk menyelesaikan. Makanya kami harapkan BUJT berpartisipasi membangun Seksi I dan V yang kami tawarkan," ucap Danang.

Dengan pengambilalihan ini, konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah bertambahnya kebutuhan investasi.

Baca juga: Jalan Tol Pertama di Provinsi Ibu Kota Baru Dinilai Berkualitas Tinggi

Menurut Danang, investasi bakal lebih tinggi dibanding yang tercantum dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) senilai Rp 9,97 triliun.

"Kemungkinan akan lebih dari Rp 10 triliun. Ini sedang on going progress. Ada pekerjaan yang menggunakan teknologi konstruksi tertentu dan sedang diselesaikan penghitungannya oleh rekan-rekan," urai Danang.

Jalan Tol Balikpapan-SamarindaDokumentasi Jasa Marga Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
Karena itu, kata Danang, PPJT kemungkinan besar akan diamandemen. Dan pihaknya menawarkan dua opsi kepada JBS atas perubahan dan penyesuaian skema usaha dengan tambahan investasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com