Hal kedua terkait dana talangan yang sangat bergantung pada memorandum of understanding (MoU) antara CKJT dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
"Ini bukan isu utama lagi. Cisumdawu sudah punya uang (dananya ada) untuk pembebasan lahan. Jadi, tidak masalah jika mereka minta plafon ditambah," kata Danang.
Demikian halnya dengan proses kontraktual dari pembebasan lahannya. Menurut Danang, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan LMAN pasti mendukung kelancaran pembangunan tol ini.
"Tinggal kami mengharapkan dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang harusnya pro-aktif. Paradigmanya kan, pemerintah pusat membantu pemprov. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)-nya sudah kompeten, dana tersedia, pemprovnya harus pro-aktif. Kuncinya di sini," urai Danang.
Kendati koordinasi dan komunikasi sudah dilakukan, namun kata Danang, pihaknya harus lebih intensif menggelar pertemuan dan rapat khusus triwulanan dengan Pemprov Jabar.
"Itu akan kita dorong lagi lebih intensif," tuntas Danang.
Kasatker Pelaksanaan Jalan Bebass Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan mengatakan, Tol Cisumdawu merupakan tol panoramik karena pemandangan alamnya yang indah.
Selain itu, daya tarik utama jalan bebas hambatan ini adalah tunnel atau terowongan menembus gunung sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.
Lokasinya berada di Seksi II Fase 2 Tol Cisumdawu yang menghubungkan Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 kilometer atau tepatnya berada di Desa Cilengsar, Sumedang, Jawa Barat.
Tidak seperti pekerjaan main road, pembangunan terowongan ini relatif mulus dan lancar karena tidak terkendala pembebasan lahan, dan perubahan cuaca ekstrem.
"Main road banyak permasalahan lahan dan cuaca ekstrem," sebut Yusrizal.
Adapun investasi untuk membangun Tol Cisumdawu senilai Rp 8,41 triliun, dengan perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR) mencapai 23.229 kendaraan.
"Tarifnya kami hitung sekitar Rp 1.000 per kilometer," kata dia.
Jika kelak rampung, Tol Cisumdawu mampu memangkas jarak tempuh dari Bandung menuju Cirebon menjadi sekitar 45 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.