Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Aksi Protes, Banyak Proyek Properti di Hong Kong Tertunda

Kompas.com - 13/08/2019, 08:43 WIB
Rosiana Haryanti,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unjuk rasa di Hong Kong semakin meluas. Terakhir, lebih dari 5.000 orang dilaporkan berkumpul di gedung terminal penumpang di bandara internasional Hong Kong.

Aksi protes ini merupakan salah satu dari rangkaian demonstrasi yang terjadi selama 10 minggu berturut-turut.

Ketika protes massal menyapu Hong Kong, bisnis yang menjadi fondasi ekonomi wilayah itu berubah drastis.

Demonstrasi ini berakhir dengan bentrokan lagi saat aparat keamanan menembakkan gas air mata dan membubarkan pengunjuk rasa yang memblokade jalan.

Bahkan, protes ini telah menjadi tajuk utama dari media-media di luar Hong Kong.

Kondisi ini pun menjadi perhatian serius bagi para pelaku bisnis di wilayah itu.

Mengutip Nikkei Asian Review, Senin (12/8/2019), para eksekutif dari beberapa perusahaan paling penting di Hong Kong mengungkapkan kekhawatirannya akan risiko dari demonstrasi yang berakhir dengan bentrokan tersebut.

Bahkan menurut South China Morning Post, pertumbuhan ekonomi di Hong Kong menyusut pada kuartal II-2019 karena tekanan akibat perang dagang Amerika Serikat dan China.

Sentimen ini semakin memburuk setelah demonstrasi pecah dan terjadi hingga berminggu-minggu, yang akhirnya mempengaruhi sektor properti di wilayah itu.

Baca juga: Diduduki Ribuan Demonstran, 100 Penerbangan di Bandara Hong Kong Terganggu

Agen real estate Midland Realty mencatat, penjualan flat baru turun 65 persen pada bulan Juni dan terendah sejak Januari 2019.

Tercatat, sepanjang periode tersebut hanya ada 1.111 transaksi. Selain itu, lebih dari 4.000 flat di 11 proyek yang belum selesai namun telah disetujui untuk pra-penjualan, belum dipasarkan.

Penundaan Proyek

Bahkan hal ini membuat pengembang properti residensial di Hong Kong menunda penjualan mega-proyeknya.

Dua pengembang besar seperti Sun Hung Kai Properties (SHKP) dan MTR Corporation rencananya akan menawarkan 1.172 flat di Cullinan West III di atas stasiun kereta bawah tanah Nam Cheong.

Proyek pengembangan ini pada awalnya dijadwalkan rampung akhir tahun 2019 dan akan diluncurkan pada Agustus. Namun hingga saat ini SHKP dan MTR belum mengungkapkan kapan mereka akan merilis proyek tersebut.

"Kami bermakasud akan menjual unit ketika (proyek) itu akan selesai," ujar Direktur Properti MTR, David Tang.

Meski demikian, Cullinan West III bukanlah satu-satunya proyek yang mengalami penundaan, secara total terdapat 10.000 stok unit rumah yang telah selesai namun belum terjual.

Angka ini mencapai titik tertinggi selama dekade ini.

MTR yang juga merupakan pengembang pelat merah di Hong Kong pun juga bersikap hati-hati serta akan melepaskan proyek ketika kondisi pasar telah optimal.

Pertaruhan Stabilitas Ekonomi

Selain sektor properti, pariwisata di Hong Kong juga mengalami penurunan.

CEO Hongkong dan Shanghai Hotel, Clement Kwok King-man mengatakan, kondisi ini akan membuat stabilitas ekonomi di wilayah tersebut dipertaruhkan.

Selain itu, CEO Cathay Pacific Airways, Rupert Hogg mengatakan, pemesanan inbound ke Hong Kong turun drastis pada tahun ini karena protes yang berkepanjangan.

Tak hanya itu, sektor perhotelan juga mengalami penurunan.

Hotel di Hong Kong dan Shanghai yang sebelumnya mengalami penurunan akibat perang dagang turut mendapatkan imbasnya.

Tercatat, tingkat hunian di hotel yang berada di area Tsim Sha Tsui turun sebesar 7 persen pada paruh pertama tahun ini.

Hal yang sama juga terjadi pada pendapatan hotel yang mencatat penurunan yang sama, 7 persen.

Imbas juga dirasakan sektor transportasi.

Operator transportasi berbasis rel, MTR menghadapi tantangan besar saat ini.

CEO MTR Jacob Kam Chak-pui mengatakan, kerusuhan memengaruhi keinginan orang untuk pergi ke luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau