Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Astra Soal Pra-kualifikasi Tol Balikpapan-PPU

Kompas.com - 05/08/2019, 16:25 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahap pra-kualifikasi lelang Tol Balikpapan-Penajam Passer Utara (PPU) telah dibuka Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Jalan berbayar ini nantinya akan menjadi jembatan tol pertama yang dibangun di Kalimantan.

Menanggapi tahapan tersebut, CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono menilai, untuk menarik minat investor membenamkan investasi di dalam negeri, pemerintah tidak cukup hanya menawarkan proyek jalan tol. Apalagi, bila yang ditawarkan adalah investor asing.

"Pengalaman saya, para investor luar negeri akan memutuskan terlebih dahulu strategi investasinya, apakah mereka mau menjadi investor langsung di proyek ataukah melalui pasar keuangan," kata Krist di Jakarta, pekan lalu.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Kajian Jalan Tol Ibu Kota Baru

Setidaknya, ada dua pendekatan dalam mekanisme investasi proyek, baik itu jalan tol maupun proyek infrastruktur secara umum. Pertama, mekanisme direct investment ke setiap proyek.

Artinya, investor menjadi pemegang saham di proyek tersebut melalui mekanisme jual beli atau akuisisi saham untuk proyek-proyek brown field, maupun mengikuti sejak awal proses tender proyek greenfield.

Kedua, melalui mekanisme pasar keuangan di secondary market untuk berbagai instrumen investasi yang dijual di bursa. Ini bisa berupa saham, bond, atau securities lainnya.

"Kedua mekanisme dan tipe investasi ini memiliki karakteristik investor dan tujuan investasi yang berbeda," sebut Krist.

Direct investment cenderung disukai oleh long term investor. Mereka ini bisa strategic investor maupun financial investor.

Sebaliknya untuk mekaniske pasar keuangan tentu cocok bagi investor yang biasa bermain di pasar modal, pasar obligasi, dan instrument securities lainnya seperti reksa dana penyertaan terbatas (RDPT), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), atau produk sekuritisasi lainnya.

Baca juga: Diversifikasi Sumber Pembiayaan Investasi Tol Perlu Dilakukan

"Khusus untuk direct investment, secara umum selain faktor kepastian berusaha dan tingkat mitigasi risiko atas berbagai kondisi lingkungan bisnis jalan tol di Indonesia, para investor luar negeri juga mencari reputable local partner yang akan bersama sama menjalankan bisnsis jalan tol yang dimasuki di Indonesia," papar Krist.

Krist menambahkan, pemerintah juga perlu menyiapkan para pemain lokal yang memiliki reputasi bisnis baik.

Salah satu faktor yang kerap menjadi pertimbangan investor adalah valuasi proyek. Sebab, hal ini mempengaruhi strategi portofolio serta tingkat ekspketasi dari pengembalian investasi yang dibenamkan.

"Saya selalu bilang, kita harus menjaga agar industri jalan tol ini harus menawarkan valuasi yang atraktif, tidak mengalami over pricing yang menyebabkan turunnya minat investor menanamkan investasi," kata dia.

Baca juga: 5 Kontrak Investasi Tol Rp 34,3 Triliun Disepakati

Bagi investor, portofolio proyek dan sektor apapun, adalah salah satu alternatif untuk menanamankan investasinya.

Jadi proyek jalan tol akan bersaing dengan alternatif investasi lainnya. Jika ingin membuat proyek jalan tol menjadi menarik bagi investor, tentu valuasinya juga harus bersifat menarik bagi investor.

"Salah satu penyebab over pricing ini, bisa karena biaya proyek yang terlalu mahal, maupun tingginya cost of fund yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut," ujarnya.

Dengan demikian, untuk menarik para investor luar negeri ke Indonesia, selain menawarkan proyek-proyek jalan tol yang memiliki kelayakan bisnis yang baik, masih ada banyak hal yang harus dilakukan pemerintah.

"Mulai dari menjaga kepastian usaha jalan tol, menyiapkan lokal partner yang bereputasi baik, serta menjaga valuasi proyeknya masih memenuhi kriteria-kriteria investasi suatu portfolio bisnis," pungkas Krist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com