TOBA SAMOSIR, KOMPAS.com - Jembatan Tano Ponggol di Sumatera Utara, diperkirakan akan menjadi ikon wisata baru di Danau Toba.
Jembatan yang menghubungkan daratan Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir itu dibangun dengan konsep adat batak.
Kepala BBPJN II Medan Sumatera Utara Ditjem Bina Marga Selamet Rasidi menjelaskan, jembatan ini merupakan cable stayed dengan tiga tiang tungku. Konsep ini mengadopsi filosofi dan kearifan lokal adat batak yaitu Dalihan Na Tolu.
"Kalau diartikan, itu kadang-kadang di atas, kadang sejajar, dan kadang di bawah. Kira-kira begitu artinya," kata Selamet menjawab Kompas.com, Rabu (31/7/2019).
Filosofi ini dipilih karena sejak awal Kementerian PUPR ingin memasukkan unsur kebudayaan lokal di setiap proyek infrastruktur yangdikerjakan, termasuk pada proyek jembatan ini.
Baca juga: Tano Ponggol Bakal Disulap Jadi Terusan Suez Indonesia
Secara teknis, Selamet menjelaskan, jembatan ini dirancang dengan ketinggian 8 meter dari permukaan danau.
Ketinggian ini telah diputuskan antara Kementerian PUPR dengan Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu.
Dengan keputusan tersebut, maka ketinggian jembatan lebih rendah dari rencana semula yakni 15 meter.
Konsekuensinya, investasi yang dibutuhkan pun diperkirakan berkurang dari kebutuhan awal.
"Turun Rp 10 miliar, jadi Rp 287 miliar. Itu anggaran yang kita siapkan, tapi tergantung nanti kontraktor nawarnya berapa," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.